TERASJABAR.ID – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Korwil Jabar, DKI dan Banten Agung Suryamal berpendapat bahwa Indonesia sudah saatnya mengembangkan industri pertahanan sebagai bagian dari upaya memperkuat kedaulatan negara di tengah dinamika geopolitik global beberapa tahun belakangan ini.
Pendapat Agung yang juga tokoh pengusaha di Jabar ini disampaikan seusai dirinya menyaksikan pameran industri pertahanan terbesar di dunia Defense & Security Exhibition Internation (DSEI UK 2025) di London pada 9-12 September 2025.
Di sela sela melihat pameran, Agung mengaku kagum melihat sebuah stand yang diikuti negara tetangga yakni Singapura yang menampilkan booth dari perusahaan ST Enginering. Perusahaan itu menampilkan produk-produk berkualitas dan canggih yang ternyata sudah masuk ke 100 perusahaan terbesar dunia.
Agung berharap pada pameran serupa di tahun tahun mendatang, ada booth perusahaan dari Indonesia yang bisa tampil di ajang Expo Internasional seperti itu.
Oleh karena itu menurut Agung tidak ada alasan lain, Indonesia harus secepatnya mengembangkan industri pertahanan. Apalagi hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan dan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2023 tentang Kebijakan Industri Pertahanan, yang menekankan sinergi antara BUMN, swasta, dan lembaga riset dalam membangun ekosistem pertahanan yang kuat.
Hingga saat ini, data Kementerian Pertahanan menunjukkan bahwa sebagian besar alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia masih diperoleh melalui pembelian dari luar negeri. Kondisi ini menimbulkan kerentanan strategis, terutama jika negara pemasok menerapkan embargo atau pembatasan ekspor.
“Ketergantungan terhadap impor memiliki risiko besar bagi keamanan nasional. Oleh karena itu kemandirian industri pertahanan nasional menjadi jalan keluar agar Indonesia tidak mudah ditekan oleh kepentingan politik negara lain,” ujar Agung.