TERASJABAR.ID – Kota Malang di Jawa Timur mendadak menjadi lautan mobil antik berbagai tipe khususnya mobil Fiat dari mulai tipe Fiat 1100, 124, 125, 131 dan mobil Fiat Uno dengan melibatkan 300 orang lebih peserta.
Mereka adalah peserta Jambore Nasional (Jamnas) Indonesia FIAT Club (IFC) 2025 dari berbagai Kota nusantara yang digelar selama dua hari 4 – 5 Oktober 2025 lalu.
Panitia Pelaksana Mas Hendro disela acara menjelaskan, Jambore Nasional ini merupakan agenda tetap setiap tahun. “Tahun ini giliran Kota Malang menjadi “tuan rumah”, terangnya.
Acara berlangsung penuh keakraban di halaman depan Balai Kota Malang Jawa Timur, ditandai ramah tamah dan berbagi pengalaman sesama penggemar mobil Fiat. Selain ramah tamah, pameran mobil Fiat Antik dan stand UMKM juga dimeriahkan artis lokal diiringi live musik.
“Alhamdulillah acara Jambore Fiat ini terlaksana dengan baik dan lancar, terimakasih atas dukungan dari semua pihak,” ujarnya.

Peserta Jamnas yang hadir dari berbagai Kota, Sponsor, Donatur, Panitia Jamnas, Balaikota Malang dan semua Pihak terkait, Serta Warga Kota Malang yang telah mensupport serta memberikan dukungan penuh terlaksananya Jambore Nasional
Indonesia Fiat Club.
“Kita berkumpul, bernostalgia bersama Indonesia FIAT Club (IFC) dari berbagai kota di Pulau Jawa dan Balu. Diantaranya peserta dari Denpasar, Lumajang, Paiton, Probolinggo, Surabaya, Kediri, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Jogjakarta, Semarang, Solo, Ciamis, Galuh, Tasikmalaya, Cirebon, fan Komunitas Fiat dari Kota Bandung,” tuturnya.
:Momen Jamnas Fiat ini menjadi ajang silaturahmi para penggemar mobil Fiat dan bernostalgia tentang suka-duka,” ucap H Ifan mantan Presiden IFC dari Kota Cirebon.
Seperti diketahui, mobil Fiat 124 ini kenang-kenangan sejak jaman sekolah. Saat itu beli rongsokan seharga Rp3 juta tahun 1990an dari kota Ciamis .
“Kala itu mesin dikarungin body karatan lalu dibawa ke Cirebon naik mobil L300 ongkos “gendongnya” Rp 500 ribu. Secara pelan-pelan dikumpulin satu persatu part dan acesoris’nya. Akhirnya mesin pertama kali hidup itu tahun 2.000an,” kenangnya.
Maklum saat itu dana pelajar terbatas, jadi lama bangunya ditambah lagi cari part’nya susah.
“Alhamdulillah sampai sekarang masih tersimpan buat kenang-kenangan anak cucu kelak. Pertama kali punya mobil kuno”.
“Pesan saya tetap lestarikan mobil kuno “mobil kuno itu antik, ibarat emas yang terpendam”. Salam sehat wal a FIAT”.***