TERASJABAR.ID – Peristiwa keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 1 Cisarua, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terus kembali menjadi sorotan.
Hingga Rabu (15/10/2025) malam pukul 19.20 WIB total jumlah siswa keracunan massal usai menyantap MBG sudah mencapai
485 siswa.
Dari ratusan siswa tersebut, seorang di antaranya anak dari anggota DPRD KBB, Pipit Puspita Ahdiani, Fraksi Golkar.
“Ya jumlahnya hingga Rabu (15/10/2025) malam pukul 19.20 ada 485 Siswa. Sebanyak 438 sudah mulai pulang ke rumahnya masing masing dan 47 siswa masih di rawat di beberapa tempat di Posko SMPN 1 Cisarua, RSUD Lembang dan sejumlah klinik,” kata Plt Kadisnkes KBB, dr Lia Nurliana Sukandar, saat dikonfirmasi, Kamis (16/10/2025).
Menurut Lia, meski terdapat ratusan korban, Bupati KBB, Jeje Ritchie Ismail tidak memberlakukan Kejadian Luar Biasa (KLB) hanya saja langsung menutup SPPG yang menyalurkan MBG ke sekolah SPMN 1 Cisarua.
“Pak Bupati memerintahkan Dinkes melakukan pemantauan dan pelayanan kepada para siswa yang keracunan,” katanya.
Sebelumnya peristiwa tersebut terjadi Selasa (14/10/2025) setelah para siswa menyantap makanan MBG di sekolah. Beberapa jam setelah makan siang, sejumlah siswa mulai mengeluhkan mual, muntah, pusing, hingga kejang-kejang, dan segera dilarikan ke sejumlah fasilitas kesehatan terdekat, termasuk RSUD Lembang.
Daging Ayam
Terkait anaknya yang keracunan MBG, anggota Komisi II DPRD KBB, Pipit Puspita, mengungkap bahwa anaknya menjadi salah satu korban yang mengalami gejala keracunan.
Legislator Fraksi Golkar ini mengungkapkan, anaknya yang duduk di bangku kelas 8 SMPN 1 Cisarua turut menjadi korban keracunan MBG dengan gejala mual dan pusing pukul 16.00 WIB.
Pipit mengatakan, saat pulang dari sekolah tak mengalami apa-apa, gejala tersebut dirasakan setelah menyantap makanan MBG sehingga dirujuk ke RSUD Lembang.
“Betul, biasanya tak pernah makan dan kemarin anak saya makan ayamnya saja. Pukul 16.00 merasa lemas dan pusing. Kembali lagi ke sekolah dan dirujuk ke RSUD Lembang,” kata Pipit.
Sekarang, kata Pipit masih penanganan insentif di RSUD Lembang dan penanganan sangat baik untuk perawatan, termasuk peralatan dan perobatan pun memadai.
Pipit pun mendorong agar dilakukan evaluasi program MBG di setiap sekolah. Ia berharap agar kejadian keracunan di KBB ini menjadi yang terakhir.
Sementara itu, Ds (15), salah seorang siswa SMPN 1 Cisarua mengatakan, ia pertama kali menyantap MBG sekitar pukul 10.00 WIB. Dalam paket menu MBG, terdapat menu makanan dengan tahu, buah melon, ayam kecap, dan sayuran.
“Saya sempat mencium bau tak enak dari ayam seperti bau bangkai dan hanyir,” ucapnya.
Setelah menyantap makan tersebut, ia mengaku mengalami dua kali muntah-muntah dan dibawa ke posko kesehatan darurat.
Sedangkan guru SMP Negeri 1 Cisarua, M. Fakhmi Nurdiansyah, menuturkan sebanyak 1.300 paket MBG dibagikan kepada siswa. Menu yang disajikan berupa satu porsi nasi, sepotong ayam, sayur, dan potongan buah melon.
“Para siswa yang merasakan gejala dari awal sudah langsung diberi penetralisir berupa air kelapa oleh pihak MBG dan guru, sehingga tidak terlalu bergejala fatal,” kata
Fakhmi kepada wartawan.
Fakhmi mengatakan, makanan mulai dikonsumsi siswa sekitar pukul 09.30 WIB. Tak lama setelahnya, sejumlah siswa mulai mengeluh mual dan pusing. Pihak sekolah kemudian melakukan penanganan awal di beberapa kelas dan aula.
Selain dirawat di lingkungan sekolah, sebagian siswa yang mengalami gejala lebih berat dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. “Tidak ada yang dibawa ke RSUD Lembang, melainkan ke dokter Ellen di Cimahi,” ujarnya.***