TERASJAbAR.ID – Secara jujur, harus diakui bahwa perekrutan Joao Mario sejauh ini belum memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Bek sayap asal Portugal tersebut lebih sering duduk di bangku cadangan Juventus daripada mendapatkan kesempatan bermain sebagai starter.
Sejak awal, tanda-tanda kurangnya kepercayaan sudah terlihat ketika tim masih ditangani Igor Tudor, yang tampaknya tidak terlalu menyukai gaya bermain Joao Mario.
Setelah beberapa kali diberi kesempatan tampil dari menit awal, posisinya perlahan menghilang dari rencana sang pelatih.
Situasi itu kemudian makin memburuk ketika Luciano Spalletti mengambil alih kursi kepelatihan.
BACA JUGA: Real Madrid Siapkan Langkah Serius untuk Rekrut Adam Wharton
Memasuki pertengahan November, Joao Mario baru mencatatkan kurang dari 350 menit bermain secara keseluruhan, dengan kontribusi hanya satu assist di Liga Champions.
Spalletti memiliki pilihan yang jelas untuk posisi bek sayap, dan pemain 24 tahun itu tidak termasuk di dalamnya.
Andrea Cambiaso justru menjadi pemain yang paling fleksibel dan diandalkan di kedua sisi sayap sesuai kebutuhan taktis.
Bahkan ketika Cambiaso ditempatkan di kiri, Joao Mario tetap tidak menjadi opsi utama di kanan.
Keputusan klub melepas Alberto Costa untuk memberi ruang bagi bek Portugal tersebut kini tampak tidak tepat.
Costa justru mulai menemukan ritme positif pada periode terakhirnya bersama Juventus, kemajuan yang belum dicapai Joao Mario hingga kini.
Di sisi lain, kepindahan Costa ke Porto dan bekerja di bawah pelatih Francesco Farioli memberikan hasil memuaskan.
Sementara itu, Joao Mario semakin terpinggirkan dalam rotasi Spalletti dan terlihat menjauh dari peluang untuk merebut posisi penting di skuad Juventus.-***

















