TERASJABAR.ID – Manajemen Arema FC mendesak pihak kepolisian untuk segera mengungkap pelaku dan motif di balik pelemparan bus yang menimpa pemain Persik Kediri setelah pertandingan pada Minggu 11 Mei 2025.
Kejadian perlemparan batu oleh suporter Arema FC tersebut terjadi sesaat setelah bus tim Persik keluar dari Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriadi, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat menyesalkan insiden tersebut.
Ia meminta jika ada pihak yang kecewa atas hasil pertandingan atau performa Arema FC, sebaiknya menyampaikan ketidakpuasannya langsung kepada manajemen klub, bukan dengan cara kekerasan.
Menurut Yusrinal, kejadian ini tidak hanya merusak citra klub, tetapi juga melukai nilai-nilai sportivitas yang seharusnya dijunjung tinggi dalam olahraga.
Ia menambahkan bahwa Arema FC sudah berupaya keras untuk menjadikan Stadion Kanjuruhan sebagai kandang mereka, meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar klub.
Dalam hal penyelenggaraan pertandingan, Arema FC telah mengeluarkan biaya signifikan, bahkan mencapai Rp1 miliar untuk dua laga, yakni pertandingan persahabatan “Charity Match” dan Liga 1 melawan Persik Kediri.
Biaya ini digunakan untuk berbagai peningkatan fasilitas dan pengamanan guna memastikan jalannya pertandingan berjalan sesuai regulasi dan aman.
Yusrinal juga mengajak semua pihak untuk saling introspeksi dan berkomitmen untuk menciptakan pertandingan yang lebih aman dan nyaman bagi semua.
Ia menekankan pentingnya perubahan dalam cara pandang terhadap manajemen dan situasi yang ada.
Sementara itu, Aremania Utas, salah satu kelompok suporter Arema, secara resmi mengecam tindakan pelemparan tersebut.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan di akun Instagram mereka, Aremania Utas menegaskan bahwa sepak bola seharusnya menjadi ajang yang mempererat persatuan dan sportivitas, bukan kekerasan.
Mereka juga mendukung tindakan tegas aparat hukum terhadap pelaku.(*)