TERASJABAR.ID – Ledakan keras mengguncang ibu kota Iran, Teheran, pada dini hari Jumat, 13 Juni 2025, waktu setempat, menyusul serangan militer besar-besaran oleh Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi bahwa serangan ini, yang dinamakan Operasi Singa Bangkit (Operation Rising Lion), menargetkan fasilitas militer strategis di Iran, termasuk di Teheran, sebagai tindakan preventif terhadap ancaman nuklir dan militer Iran.
Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik panjang antara Israel dan Iran, memicu kekhawatiran akan perang terbuka di Timur Tengah. Berikut adalah latar belakang dan pemicu utama yang membawa kedua negara ke ambang perang.
Awal Mula Konflik Israel-Iran
Hubungan Israel dan Iran tidak selalu bermusuhan. Sebelum Revolusi Islam 1979 di Iran, kedua negara menjalin kerja sama diplomatik dan ekonomi.
Namun, setelah Revolusi Islam yang dipimpin Ayatollah Khomeini, Iran mengadopsi kebijakan anti-Zionis, memutus hubungan dengan Israel, dan mendukung kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Palestina, yang dianggap Israel sebagai ancaman langsung.
Sebaliknya, Israel memandang program nuklir Iran sebagai bahaya eksistensial, meskipun Iran bersikeras bahwa program tersebut untuk tujuan sipil.
Selama beberapa dekade, kedua negara terlibat dalam perang bayangan, ditandai dengan serangan siber, sabotase, dan pembunuhan tokoh kunci. Israel dikaitkan dengan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran seperti Mohsen Fakhrizadeh (2020), sementara Iran dituduh mendalangi serangan terhadap aset Israel di berbagai negara. Ketegangan ini meningkat tajam sejak perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memperburuk hubungan akibat dukungan Iran terhadap kelompok militan anti-Israel.
Pemicu Serangan Israel ke Teheran pada 13 Juni 2025