(Ikatan Hati yang Menghidupkan )
Oleh :Subchan Daragana
Magister Komunikasi UBakrie
Di zaman yang serba cepat ini, banyak keluarga yang hidup di rumah yang sama, tapi merasa jauh satu sama lain. Suami istri saling berpapasan tanpa sungguh sungguh menyapa, anak-anak lebih sering memandangi layar daripada wajah orang tuanya, dan ruang makan yang dulu jadi tempat cerita kini berubah jadi tempat singgah sebentar. Mungkin tanpa sadar, kita sedang kehilangan satu hal paling berharga dalam keluarga: bonding, atau ikatan hati.
Bonding bukan sekadar kedekatan fisik atau rutinitas bersama. Ia adalah ikatan batin yang menumbuhkan rasa aman, diterima, dan dicintai. Bonding membuat anak merasa: “Ayah dan Ibu ada untukku.”
Bonding membuat pasangan merasa: “Aku tak sendiri menjalani hidup ini.”
Dalam bahasa spiritual, bonding adalah rahmat yang menetes di antara hati yang saling terhubung karena Allah.
Allah berfirman:
“Dialah yang mempersatukan hati mereka. Sekiranya engkau membelanjakan semua kekayaan yang ada di bumi, niscaya engkau tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah-lah yang mempersatukan hati mereka.”
(QS. Al-Anfal: 63)
Artinya, bonding bukan hanya hasil dari komunikasi yang baik, tapi juga dari hati yang bening dan tersambung dengan sumber cinta sejati, yaitu Allah.
Bonding yang Menumbuhkan:
Dalam keluarga, bonding tumbuh dari hal-hal sederhana mendengarkan tanpa tergesa, menyentuh dengan kasih, memanggil dengan lembut, dan hadir sepenuh hati.
Kadang bukan kata-kata yang membuat anak tenang, tapi pelukan.
Bukan hadiah mahal yang membuat istri bahagia, tapi waktu dan perhatian.
Bukan nasihat panjang yang membuat suami berubah, tapi tatapan yang penuh doa dan penerimaan.

















