Sementara Dodo Suwondo budayawan lainnya menilai, walau bagaimanapun kita tidak boléh melupakan sejarah bangsa. “Kesultanan Cirebon tak lepas dari keterkaitannya dengan Pajajaran, dengan Galuh. Sultan Cirebon berdarah Prabu Siliwangi,” sebut dia Senin 12 Mei 2025.
Penamaan Balé Jaya Déwata untuk gedung negara sudah tepat, karena tatar Sunda pernah punya nama besar dari Galuh, Sunda, hingga Pajajaran.
“Mungkin ketidakpuasan para budayawan hingga memprotés hanya karena tidak diajak bicara (berembuk),” ujarnya.
“Hal inipun bermaksud agar nama besar Pajajaran kembali mewangi, tidak kalah dengan daérah lain yang masih bisa menghargai jasa leluhur,” ungkap Dodo. (Wawan JR, kontributor)***