TERASJABAR.ID – Meski wacana Calon Daerah Persiapan Otonomi Baru (CDPOB) Kabupaten Bandung Timur (KBT) terus digerakkan dan digaungkan banyak pihak, namun Kecamatan Cileunyi gabung ke Kota Bandung kian menguat.
Kecamatan Cileunyi sendiri bersama 3 kecamatan yakni Bojongsoang, Cilengkrang dan Cimenyan dari hasil kajian CDPOB tak termasuk dalam cakupan CDPOB KBT meski sempat diusulkan.
Menguatnya Kecamatan Cileunyi gabung ke Kota Bandung disuarakan baik sejumlah pengurus RW, BPD, LPMD, tokoh masyarakat, mantan pegiat KBT, seniman, LSM dan akademisi di Cileunyi.
Mereka sepakat akan melakukan pertemuan untuk pembahasan langkah selanjutnya. Mereka pun sepakat tak akan mengganggu langkah pegiat KBT.
“Memang, Kecamatan Cileunyi agar gabung ke Kota Bandung saat ini menguat. Itu sah-sah saja sebagai bentuk aspirasi dengan berbagai pertimbangan. Jika nantinya CDPOB terbentuk minus Cileunyi juga sah-sah saja dan bagus,” kata Ketua Gerakan Anak Indonesia Bersatu (Gaib) Kabupaten Bandung, Yudistira, Rabu (22/10/2025).
Secara historis, kata Yudistira, memang jika Cileunyi gabung ke Kota Bandung lebih realistis apalagi melihat kondisi Cileunyi saat ini perlu mendapat sentuhan segera di berbagai sisi.
Hal senada dilontarkan tokoh masyarakat, mantan pengurus BPD, pengurus RW, tokoh seni, mantan pegiat KBT, tokoh seni dan akademisi di Cileunyi.
“Setelah melihat dinamika yang berkembang saat ini, Cileunyi layak dan lebih realistis gabung ke Kota Bandung ketimbang ke KBT,” kata Koharudin, mantan pegiat KBT dan pengurus BPD ini.
Begitu juga dilontarkan Enang Samyu, tokoh masyarakat, Yoyon Darsono, seniman, Relly Ridwan, pengurus dan sejumlah akademisi.
“Biarlah pegiat dan mendorong CDPOB KBT yang katanya hasil kajian 11 kecamatan minus Cileunyi bergerak meski hanya dongeng dan pesimis teralisasi, Cileunyi gabung ke Kota Bandung lebih realistis demi kemajuan Cileunyi yang saat ini butuh sentuhan segera,” tandas Enang.
Diberitakan, hasil kajian KBT oleh pihak eksekutif Pemkab Bandung dan tim Unpad Bandung Desember 2024 lalu, dari 15 kecamatan di wilayah timur Kabupaten Bandung yang diwacanakan, 11 kecamatan
menjadi cakupan KBT.
Ke-11 kecamatan tersebut yakni Ciparay, Pacet, Kertasari, Majalaya, Solokan jeruk, Ibun, Paseh, Cikancung,
Cicalengka, Nagreg dan Rancekek dengan calon ibu kota KBT Solokanjeruk (ranking 1 dan) serta Rancaekek (ranking 2).
Sementara 4 kecamatan yakni Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan
dan Kecamatan Bojongsoang tetap dalam cakupan kabupaten induk, Kabupaten Bandung.
Terungkapnya hasil kajian CDPOB KBT ini setelah Paguyuban Masyarakat Bandung Timur (PMBT), wadah penggerak percepatan KBT melakukan audensi dengan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspem Kesra) Pemkab Bandung.
Hasil kajian CDPOB KBT ini oleh PMBT disosialisasikan dan dipublikasikan kepada asosiasi BPD, LPMD, tokoh masyarakat dan pegiat KBT di 11 kecamatan cakupan KBT.
Setelah mengetahui hasil kajian KBT,
Asosiasi BPD, LPMD, sejumlah tokoh masyarakat dan pegiat KBT mendesak agar hasil kajian wacana CDPOB KBT segera diusulkan ke Pemprov Jabar.
Dalam sosialisasi tersebut, mereka mendesak, baik pihak legislatif atau eksekutif di Pemkab Bandung paling lambat hasil kajian KBT diusulkan ke Pemprov Jabar November 2025 mendatang.
Bahkan mereka pun, selain mendesak, juga dituntut eksekutif dan legislatif agar konsisten serta komitmen terkait KBT yang katanya mendukung. Jika tidak, mereka pun sesumbar akan “ngabring” ke Pemkab Bandung.
Sementara itu, baik Ketua PMBT, Atep Somantri, Sekjen Asep Juarsa atau bendahara PMBT H. Wawan Berry mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap asosiasi BPB, LPMD, sejumlah tokoh masyarakat dan pegiat KBT yang kompak mendukung CDPOB KBT segera terbentuk.
“Notulen dari pertemuan untuk sosialisasi dan publikasi hasil kajian CDPOB ini jadi catatan dan segera dilaporkan ke Pemkab Bandung,” ujar Atep.
Hasil kajian CDPOB KBT oleh Pemkab Bandung dan tim Unpad, kata Atep sangat layak dan berharap 10 November 2025 sudah diusulkan ke Pemprov Jabar.
“Kami PMBT tetap konsen memperjuangkan KBT dan ternyata hasil kajian sangat layak. Bahkan perjuangan PMBT ini mendapat dukungan penuh BPD, LPMD dan tokoh masyarakat di 11 kecamatan. Sekali lagi, terima kasih atas dukungannya, ternyata untuk mempercepat CDPOB KBT banyak dukungan, PMBT tak bergerak sendiri,” pungkas Atep.***