TERASJABAR.ID – Dunia kerja kini tengah bertransformasi besar-besaran seiring pesatnya perkembangan teknologi digital.
Salah satu bidang yang paling cepat tumbuh adalah crypto dan blockchain-sektor yang dulu dianggap penuh risiko, kini justru menjadi salah satu jalur karier paling menjanjikan di masa depan.
Di tingkat global, legitimasi terhadap industri ini terus menguat. Di Amerika Serikat, misalnya, GENIUS Act telah memberikan dasar hukum yang jelas bagi penggunaan stablecoin sebagai alat pembayaran yang diakui.
Tak hanya itu, lembaga keuangan raksasa seperti BlackRock, Morgan Stanley, dan JP Morgan kini membuka akses investasi aset kripto bagi para nasabah mereka.
Sementara di Indonesia, pengawasan terhadap aset kripto kini berada di bawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI)-tanda bahwa regulasi dan kepercayaan terhadap ekosistem ini semakin matang.
Peluang Besar Bagi Generasi Baru
Crypto kini membuka jalan baru bagi siapa saja, baik lulusan baru maupun mereka yang belum memiliki pengalaman panjang di dunia kerja. Karena bidang ini masih tergolong baru, jumlah tenaga ahli pun masih terbatas. Artinya, siapa pun yang mau belajar dan aktif berkontribusi memiliki peluang besar untuk menonjol.
“Secara akademis, saya tidak memiliki latar belakang di bidang komputer. Namun karena ketertarikan pribadi, saya mulai belajar pemrograman di blockchain dan mempelajari berbagai produk crypto di waktu senggang. Dari situlah akhirnya saya bisa bekerja di bidang ini,” ungkap Steven Williams sebagai CTO dari Aevo, berbagi pengalamannya.
Menurut Steven Wiliams, berkat bantuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), proses belajar kini semakin mudah dan efisien. Banyak proyek crypto yang berawal dari komunitas kecil (grassroot initiatives), bukan dari korporasi besar, sehingga suasananya lebih terbuka dan kolaboratif — sangat cocok bagi pendatang baru yang ingin belajar dan berkembang.
Membuka Jalan Menuju Kemandirian
Salah satu daya tarik terbesar dari dunia crypto adalah kemampuannya memberi kemandirian dan kebebasan kepada individu.
Hanya dengan komputer dan koneksi internet, seseorang sudah bisa berpartisipasi dalam proyek global tanpa batas geografis.
Banyak hackathon (kompetisi pengembangan aplikasi) digelar secara rutin, menawarkan hadiah sekaligus kesempatan untuk menambah relasi, belajar, dan mendapatkan pengalaman kerja nyata.
Tak hanya di bidang teknis seperti pemrograman, peluang juga terbuka lebar dalam desain, pemasaran, dan komunikasi digital.
“Masih banyak yang memandang crypto sebatas aktivitas perdagangan atau spekulasi harga. Padahal, peluang kariernya sangat luas — dari teknologi, keuangan, hingga kreatif,” ujarnya.
Crypto mengajarkan bahwa kompetensi dan semangat lebih dihargai daripada latar belakang pendidikan atau pengalaman masa lalu. Di dunia yang terhubung secara digital ini, siapa pun bisa berkembang, berkontribusi, dan mandiri.***