Keputusan kontroversial juga terjadi ketika Henderson lolos dari kartu merah usai menyentuh bola di luar kotak penalti saat menghalau Erling Haaland, karena VAR menilai Haaland tidak dalam posisi mencetak gol
Di babak kedua, Palace bertahan dengan formasi 5-4-1, menahan gempuran City yang dipimpin Kevin De Bruyne dan Jeremy Doku. Meski City nyaris menyamakan kedudukan, termasuk tembakan De Bruyne yang melebar di injury time, pertahanan Palace yang dipimpin Marc Guehi dan Chris Richards tetap kokoh. Ketika peluit akhir dibunyikan, para pemain Palace ambruk ke lapangan, sementara ribuan pendukung di tribun Wembley meledak dalam euforia
Makna Kemenangan Bersejarah
Kemenangan ini adalah puncak dari perjalanan panjang Crystal Palace, yang sebelumnya selalu gagal di dua final Piala FA (1990 dan 2016, keduanya kalah dari Manchester United).
Bagi klub yang pernah menghadapi krisis finansial, termasuk dua kali nyaris bangkrut, trofi ini adalah bukti ketangguhan dan dedikasi. Ketua klub Steve Parish, yang terlihat emosional di lapangan, mengatakan, “Kami berutang trofi kepada para penggemar, dan hari ini kami memberikannya. Ini untuk semua yang selalu mendukung kami.”
Manajer Oliver Glasner, yang menjadi pelatih Austria pertama yang memimpin tim di final Piala FA, telah mengubah mentalitas Palace sejak kedatangannya pada Februari 2024. Dengan sistem tiga bek dan serangan balik yang efektif, Glasner membawa Palace meraih 21 kemenangan di semua kompetisi musim ini, rekor terbaik sejak musim 1990/91. “Saya masih tidak percaya. Kami mencetak gol di serangan pertama kami dan bertahan dengan jiwa dan raga. Ini adalah kemenangan untuk tim, staf, dan penggemar,” ujar Glasner usai pertandingan