TERAS CIAMIS – Sebuah program inovatif bertajuk Magopanik (Magot Organik untuk Pangan dan Ekonomik) disosialisasikan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Galuh Ciamis di Desa Jalatrang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis.
Sosialisasi ini dilakukan di halaman masjid RT 06, Senin (19/8/2025), dimulai dari Posko KKN. Sebanyak 29 warga Desa Jalatrang tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan edukatif ini. Didampingi delapan mahasiswa KKN Unigal, aktivitas ini bertujuan memperkenalkan budidaya larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly) atau magot sebagai solusi pengelolaan sampah organik sekaligus menghasilkan pakan ternak bernutrisi tinggi.
Sebelum kegiatan ini, mahasiswa KKN Unigal melakukan percobaan penetesan larva pada 12 Agustus 2025. Menurut Koordinator Program Nizar Darmawan, tahap percobaan ini merupakan langkah awal yang sangat penting. “Kami ingin memastikan metode dan media yang digunakan sudah tepat sehingga nanti bisa diterapkan oleh masyarakat dengan mudah, murah, dan efektif,” ujar Nizar.
“Melalui program Magopanik ini, kami ingin mengenalkan cara sederhana namun efektif untuk mengurangi limbah organik sekaligus menciptakan produk bernilai ekonomi seperti magot kering, tepung magot, minyak magot, hingga frass yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk,” ujar Nizar saat memimpin kegiatan.
Magot dikenal memiliki kandungan protein tinggi (40–45%) serta mengandung lemak (30–35%) sehingga sangat ideal dijadikan pakan ikan, unggas, dan hewan ternak lainnya. Selain manfaat ekonomis, penggunaan magot juga sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular, dengan mengubah sampah organik menjadi sumber daya baru berkelanjutan.
Kepala Desa Jalatrang Dadi Haryadi menyambut baik inisiatif ini. Ia berharap keberadaan program Magopanik tidak hanya mengurangi volume sampah organik rumah tangga tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui penjualan magot sebagai pakan ternak dan ikan.
Dari sosialisasi program ini, warga Desa Jalatrang diharapkan mampu mengembangkan budidaya magot secara mandiri. Program ini diyakini sangat tepat bagi warga desa sebagai upaya pelestarian lingkungan sekaligus peluang usaha baru. Apalagi, Desa Jalatrang juga memiliki potensi budi daya ikan serta beberapa jenis hasil olahan ikan. (*)