TERASJABAR.ID-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, H. Yod Mintaraga, MPA ditarik ingatannya untuk bernostalgia dengan masa kecilnya ketika singgah di Desa Pekalongan Kecamatan Sodong Kabupaten Tasikmalaya. Hal yang menggugah Yod adalah makanan yang disajikan oleh tuan rumah yakni Oyek.
“Ini adalah makanan jaman dulu, saya sempat makan oyek ini di awal tahun 60-an,” ujar Yod kepada TerasJabar.Id saat menceritakan kembali makan Oyek tersebut, 21 Juli 2025.
Oyek adalah makanan tradisional Indonesia yang berasal dari singkong dan dikenal luas di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, terutama pada masa lalu sebagai pengganti nasi saat masa paceklik atau kesulitan ekonomi.
Oyek merupakan adalah hasil olahan singkong yang difermentasi dan dikeringkan, sehingga menyerupai butiran beras. Makanan ini mirip dengan tiwul, tetapi proses pembuatannya berbeda. Jika tiwul dibuat dari tepung gaplek yang langsung dikukus, oyek dibuat dari singkong yang dihancurkan kasar, dijemur, lalu dikukus dan dijemur lagi hingga menjadi “beras” oyek.
Oyek memiliki nilai sejarah yang kuat. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Jenderal Soedirman dikabarkan mengonsumsi nasi oyek saat menjalankan taktik perang gerilya melawan Belanda antara tahun 1948–1949 Karena singkong mudah ditanam dan tersedia di pekarangan, oyek menjadi solusi pangan saat beras sulit didapat.
Nasi oyek biasanya disajikan di atas pincuk daun pisang, dengan taburan kelapa parut dan garam. Kadang juga dibuat sebagai camilan manis dengan tambahan gula dan kelapa parut.
Berikut adalah proses panjang pembuatan Oyek
- Singkong dikupas dan dicuci, lalu dipotong-potong.
- Direndam dalam air selama 3–4 hari untuk proses fermentasi.
- Setelah lunak, singkong dicuci ulang untuk mengurangi bau dan keasaman.
- Singkong dikempa untuk mengurangi kadar air, lalu dihancurkan dan diayak.
- Hasil ayakan (growol mentah) dijemur selama 1–2 hari.
- Setelah kering, dikukus selama 15–20 menit, lalu dijemur lagi hingga menjadi “beras” oyek.
- Untuk dikonsumsi, beras oyek dikukus kembali menjadi nasi oyek*