TERASJABAR.ID – Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bandung, Toni Wijaya, SH., SE., menegaskan penolakannya terhadap rencana Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, untuk bergabung ke Partai Gerindra bersama para relawannya.
Menurut Toni, sikap tegas ini sejalan dengan sejumlah DPC Gerindra di berbagai daerah yang juga menyatakan keberatan atas wacana tersebut.
“DPC Partai Gerindra Kota Bandung menolak dengan tegas bergabungnya anggota Projo menjadi kader Partai Gerindra,” ujar Toni di Bandung, Sabtu (8/11/2025).
Ia menjelaskan, penolakan ini dilandasi keinginan menjaga marwah dan ideologi partai.
“Kami menghormati Pak Budi Arie dan para relawannya. Namun, dengan segala pertimbangan, kami menilai lebih baik beliau fokus mengurus relawannya. Ini bukan soal personal, tapi soal prinsip dan jati diri partai,” tegas Toni.
Toni menambahkan, keputusan akhir mengenai diterima atau tidaknya relawan Projo tetap menjadi kewenangan DPP Partai Gerindra.
“Kami hanya menyampaikan aspirasi kader di daerah. Saya percaya DPP akan mendengar dan mempertimbangkannya dengan bijak,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Bandung itu menilai, kekuatan Partai Gerindra tidak bergantung pada banyaknya massa baru, melainkan pada soliditas kader yang loyal dan berakar kuat pada nilai perjuangan partai.
“Gerindra dibangun oleh Pak Prabowo Subianto melalui proses panjang, penuh pengorbanan dan konsistensi ideologi. Gerindra bukan rumah singgah politik, melainkan tempat berjuang bagi mereka yang setia pada cita-cita bangsa,” pungkasnya.
Wacana bergabungnya relawan Projo ke Partai Gerindra mencuat setelah Presiden Joko Widodo, yang selama ini didukung Projo, dinilai memiliki hubungan politik yang semakin dekat dengan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden terpilih 2024–2029, Prabowo Subianto.
Sejumlah pengurus dan relawan Projo di tingkat nasional menilai langkah bergabung ke Gerindra merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintahan baru dan upaya melanjutkan program kerja pemerintahan sebelumnya.
Namun, langkah tersebut memunculkan penolakan dari sebagian kader Gerindra di daerah. Mereka menilai, masuknya relawan Projo dapat menimbulkan gesekan internal serta berpotensi mengaburkan garis perjuangan dan identitas ideologis partai.

















