Di kursi tamu sudah ada Mas Arifin bersama anak perempuannya yang baru berumur empat tahun. Di atas meja ada segelas kopi susu, sepiring jajanan pasar, dan sebungkus sate. “Monggo mas, sebelum berangkat sarapan dulu,” kata Mas Arifin.
Sejurus saya sungkan juga. Terasa merepotkan tuan rumah. Sudah merelakan kamarnya dipakai, menyediakan sarapan pula. Namun inilah kerarifan lokal bangsa Indonesia. Apalagi ini sesama penggemar sepeda Federal yang mempunyai sikap soliditas tinggi.
Untuk mengurangi rasa sungkan, saya memberinya cendera mata berupa medali, gantungan kunci, dan sticker. Di setiap touring saya selalu membawa cendera mata. Selain untuk teman Federal, biasanya cenderamata itu saya jadikan hadiah untuk kuis kepada anak-anak. Cenderamata itu bergambar tema touring yang didesain keponakan saya : Arina Haq.
Di teras rumah, sebelum berpamitan, kami terlibat dalam obrolan. Tentu saja seputar sepedahan. Selain saya dan Mas Arifin, ada juga ibu mertuanya duduk di situ. Sesekali saya mememeriksa maps di hape untuk rute saya hari ini.
Sekitar jam 07.30 saya berpamitan. Mulai bergerak meninggalkan rumah Mas Arifin yang berlokasi di Jalan Rumah Sakit, Kebumen. Bungkusan sate yang tadi disediakan Mas Arifin saya bawa sebagai bekal. Pagi itu perut saya masih cukup kenyang untuk makan sate.
Setelah melewati rel dan Stasiun Kebumen, saya mengayuh lurus di Jalan Cenderawasih hingga mentok ketemu pertigaan. Pertigaan ini adalah jalan utama yang menghubungkan kota-kota di Jawa Tengah bagian selatan. Dan sudah pasti ketemu kendaraan besar seperti bus dan truk.