Oleh: Taufik Abriansyah
Gowes Cimahi ke Papua berlanjut. Ini kisahnya. Begitu terbangun pagi ini saya langsung bergerak menuju Masjid An Nur, Sangkal Putung, tidak jauh dari rumah Mas Rossy, tempat saya menginap.
Saya ikut shalat Subuh berjamaah di masjid ini. Tanpa do’a qunut. Masjid juga terlihat ramai karena ada rombongan naik bis plat nomor K singgah untuk shalat Subuh.
Selepas Subuh di teras masjid terlihat puluhan perempuan muda sedang membaca Al Qur’an. Mereka adalah santriwati Pesantren Muhammadyah.
Di komplek masjid itu ada juga MBS (Muhammadyah Boarding School) Klaten, dan Universitas Muhammadyah Klaten Umkla).
Sebelum kembali ke rumah Mas Rossy yang dijadikan basecamp Kapital, saya masuk ke kamar mandi masjid. Menyelesaikan panggilan alam pagi ini. Suhu terasa dingin. Ada di angka 23 derajat. Sama dengan rata-rata suhu di tempat saya di Cipageran.
Istimewanya pagi ini Klaten sedang diselimuti kabut. “Jarang-jarang ada kabut seperti ini,” kata Mas Rossy.
Di kursi teras belakang rumahnya kami kembali jagongan sambil menunggu pagi. Saya tentu saja nyeduh kopi yang sudah disediakan Bu Rossy.