Namun pada saat Ramadhan, di masjid ini berlangsung shalat tarawih dan berbagai aktivitas lainnya. Misalnya kegiatan buka bersama, mengaji, dan latihan hadroh.
Saat saya tiba, masjid ini terlihat sepi. Maklumlah masih terhitung pagi hari. Dari tampilannya, masjid ini memang lebih tampak seperti gereja. Namun tanpa lonceng dan tanda salib. Hanya ada tulisan Masjid Isa Al Masih dengan cat warna hijau.
Saya sempat melongok ke dalamnya. Karena memang waktu dibangun bukan untuk masjid, maka susunan shafnya (terlihat dari sajadah yang digelar) melebar. Bukan memanjang ke belakang. Di bagian kanan gedung ada tambahan bangunan baru tempat imam.
Puas mengambil foto, saya mengarahkan sepeda kembali ke Klaten. Jalan ke arah pulang ini jauh lebih lancar. Saya tidak perlu lagi banyak berhenti untuk memeriksa maps.
Jarak Masjid Isa Al Masih yang terletak di Desa Gentan, Kecamatan Jatiwarno, ke markas Kapital ada sekitar 14 km. Sekitar satu jam bersepeda.
Di kota Klaten saya sempat mampir ke toko buku yang ada di Jalan Kapten Tendean. Belanja bendera merah putih. Tanpa saya sadari bendera merah putih yang terpasang di sepeda telah hilang. Copot entah dimana.
Sebelum merapat kembali ke basecamp Kapital, saya mampir dulu ke Masjid Agung Al Aqsa untuk shalat Zhuhur. Juga jajan es campur Pak Gumun.
Di basecamp Kapital suasananya lebih ramai. Feferalist dari berbagai kota telah berdatangan. Antara lain dari Solo, Pekalongan, Bandung, Tangerang, Mojokerto, dan sebagainya.
Setelah agak sore dan matahari sudah berkurang panasnya kami bergerak menuju Umbul Brondong. Tempat berlangsungnya kegiatan Kadung Tresno Federal (KTF).
Klaten, 10 Mei 2025