Saat bayar, dia berikan uang lima puluh ribuan ke tukang cendol. “Sekalian bapak,” katanya menunjuk saya.
Kang cendol tidak punya kembalian. Kebetulan uang di lacinya pecahan besar semua.
Akhirnya saya yang bayarin kang ojek itu. “Tidak apa-apa. Saya sering dibayarin orang. Gantian sekarang saya yang bayarin. Kamu kan musafir juga,” kata saya. Dia tersenyum.
Dari tempat tukang cendol itu kontur jalan sudah tinggal turun saja sampai Sape. Panjang pisan. Ada mungkin sekitar delapan kilometer.
Hari masih cukup siang. Saya mampir di masjid Al Makmur Sari Dua, Desa Putih, untuk shalat sekaligus ngaso.
Sekitar jam 15.00 saya tiba di Sape. Langsung ke Pelabuhan untuk mencari informasi kapal ke Labuan Bajo. Suasana pelabuhan kosong melompong. Ternyata pelabuhan ramai hanya saat ada kapal yang berangkat atau sandar saja.
Dari info yang saya dapatkan dari orang di pelabuhan, Kapal Ferry ke Labuan Bajo tersedia besok. Alhasil saya harus bermalam dulu di Sape. Saya geser sepeda keluar pelabuhan. Tadi di jalan sebelum masuk pelabuhan saya melihat ada beberapa penginapan. Saya tinggal pilih salah satunya.
Sape, 29 Mei 2025