Saya lanjut lagi. Dan mulai masuk area Gunung Gumitir. Kontur jalan terasa makin nanjak. Ada plang papan nama Pabrik Gula Garahan, dan gapura berwarna putih berukuran sangat besar. Di atasnya ada tulisan “Gapuro Agung Sidomulyo”. Di dinding gapura ada tulisan Raja Domba Indonesia.
Sepertinya ini memang kawasan peternakan domba. Ada plang bertulisan:
Milik Pemprov Jatim UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak.
Pohon pinus yang menjulang membuat suasana makin syahdu. Matahari masih belum terlihat. Saya merayap bersepeda mendaki Gunung Gumitir.
Yang mengherankan saya, ada banyak sekali pengemis di kawasan ini. Kebanyakan ibu-ibu berusia sepuh. Mereka menjulurkan sambil melambai-lambaikan tangan kepada pengemudi yang lewat. Tapi kepada saya sedang bersepeda mereka cuek saja.
Tanjakannya lumayan panjang. Serasa sedang bersepeda di daerah Cugenang Cianjur. Tapi di sini ada monyetnya. Mereka berlompatan di antara pohon. Tidak nongkrong bareng ibu-ibu pengemis. Di beberapa tempat ada gubuk yang berjualan kopi.
Jam 10.10 saya tiba di Watugudang. Ini adalah puncak pendakian Gunung Gumitir dari dua sisi. Melewati titik ini saya meluncur sambil bersiul. Lalu masuk wilayah Kabupaten Banyuwangi. Alhamdulillah saya telah tiba di kabupaten paling ujung di Pulau Jawa.
Di Masjid Jami Al Akbar saya berhenti. Mau buang air kecil dan sebentar selonjor kaki. Di depan masjid ada pedagang cilok bermotor sedang nongkrong. Saya mendekat sambil memberikan uang Rp 5.000. Di teras masjid, saya nikmati cilok dengan roti tawar yang tadi diberi Pakde Dumehno.
Setelah cukup istirahat saya lanjut lagi. Kontur jalan sudah mulai datar lagi. Melewati daerah Kalibaru dan Glenmore. Nama kecamatan ini membuat saya seperti berada di Eropa.