Sota ini dulunya daerah transmigran. Kini sudah berkembang menjadi kawasan pemukiman. Tiap hari banyak warga PNG nyeberang ke sini. Untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Terutama sembako.
Kembali ke Merauke saya disambut hujan. Di sepanjang jalan maupun saat masuk kota. Bahkan saat di terminal, pas hujan lagi deras-derasnya. Om Michael mengarahkan mobil ke terminal yang ada kanopinya supaya kami tidak kebasahan. Sekali lagi saya bersyukur tidak memaksakan berangkat bersepeda hari ini.
Sembari nunggu hujan reda, saya blusukan di Pasar Wamanggu yang berada dalam satu area dengan terminal. Saya perhatikan hampir semua pedagang di kios adalah warga pendatang. Sementara warga lokal berjualan di emperan.
Lebih dari satu jam menunggu, hujan baru reda. Saya arahkan sepeda untuk mencari tempat makan. Di warung nasi Padang di jalan Parakomando saya mampir. Sudah saya incar dari kemarin.
Sebuah peristiwa mengesankan kembali terjadi. Saat sedang cuci tangan, seorang bocah asli Papua mendekati saya. Masya Allah, ternyata anak yang satu kapal dengan saya kemarin. Yang ikut duduk nonton televisi di matras saya. Kami sama-sama saling mengenali.
Sambil tersenyum dia mengusapkan tangan di perut. Saya paham dia lapar. Apalagi saat dia memberi bahasa isyarat orang yang sedang makan. Dia sontak kegirangan waktu saya silakan dia ikut saya makan. Dari yang semula senyum, jadi tawa gembira.
Alhamdulillah, perjalanan touring bersepeda “Gowes Cipageran (Kabupaten Bandung Barat) ke Merauke (Papua Selatan)” diwarnai banyak peristiwa mengesankan.
The End
Catatan perjalanan ini mengakhiri cerita perjalanan touring saya kali ini. Terima kasih kepada yang telah mengikuti perjalanan saya melalui tulisan.
Semoga bisa menghibur. Syukur kalau bisa memberi inspirasi.
Mohon dimaafkan bila ada hal-hal yang kurang berkenan. Mohon juga mendo’akan saya tetap sehat, kuat, dan ada rezekinya untuk touring lagi.
Akhirul kata, seraya memohon berkah Allah Subhanahu wa ta’ala, saya tutup dengan Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Merauke, 24 Juni 2025