Makna “Head High” yang diusung Romeny terasa relevan dengan perjalanan Timnas Indonesia di kualifikasi.
Kekalahan telak dari Australia menjadi pukulan berat, namun kemenangan atas Bahrain menunjukkan bahwa semangat untuk terus berjuang tetap hidup. Romeny ingin selebrasinya menjadi pengingat bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
“Ini adalah pesan positif untuk siapa pun yang sedang mengalami masa sulit, baik dalam sepak bola maupun kehidupan,” tambahnya.
- AC Milan Siapkan Pengganti Mike Maignan Jika Kontrak Tak Kunjung Disepakati
 - Proyek Kereta Cepat Jadi Sorotan Nasional, DPR Siap Bongkar Tuntas
 - Lanjutan Liga 4, Pesik Kuningan Tumbangkan Al’Jabbar Cirebon dengan Skor Telak 8-0
 - Ulen, Camilan Khas Tradisional Pedesaan yang Diminati Hingga Perkotaan
 - Jelang Purna Tugas, 3 Personel Polres Tasikmalaya Naik Pangkat Pengabdian
 
Gestur ini juga mencerminkan karakter Romeny sebagai pemain. Di lapangan, ia dikenal ngotot, mobile, dan tak mudah menyerah—sifat yang ia bawa dari pengalamannya di NEC Nijmegen, FC Emmen, FC Utrecht, hingga Oxford United.
Selebrasi “Head High” seolah menjadi cerminan pribadinya yang selalu berusaha bangkit, bahkan saat tekanan datang bertubi-tubi.
 








 
 






