Makna “Head High” yang diusung Romeny terasa relevan dengan perjalanan Timnas Indonesia di kualifikasi.
Kekalahan telak dari Australia menjadi pukulan berat, namun kemenangan atas Bahrain menunjukkan bahwa semangat untuk terus berjuang tetap hidup. Romeny ingin selebrasinya menjadi pengingat bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
“Ini adalah pesan positif untuk siapa pun yang sedang mengalami masa sulit, baik dalam sepak bola maupun kehidupan,” tambahnya.
- Puluhan Siswa SMP di Garut Diduga Keracunan MBG, 14 Orang Dirawat di Puskesmas
- Manchester United Catat Rekor Pendapatan £666,5 Juta, Tapi Masih Tekor
- Jalan Terjal Inter Miami Menuju Piala MLS, Messi Jadi Penentu
- Jose Mourinho Dikabarkan Akan Kembali ke Portugal, Latih Benfica
- Bayern vs Chelsea: Pertarungan Dua Murid Guardiola di Panggung Eropa
Gestur ini juga mencerminkan karakter Romeny sebagai pemain. Di lapangan, ia dikenal ngotot, mobile, dan tak mudah menyerah—sifat yang ia bawa dari pengalamannya di NEC Nijmegen, FC Emmen, FC Utrecht, hingga Oxford United.
Selebrasi “Head High” seolah menjadi cerminan pribadinya yang selalu berusaha bangkit, bahkan saat tekanan datang bertubi-tubi.