Makna “Head High” yang diusung Romeny terasa relevan dengan perjalanan Timnas Indonesia di kualifikasi.
Kekalahan telak dari Australia menjadi pukulan berat, namun kemenangan atas Bahrain menunjukkan bahwa semangat untuk terus berjuang tetap hidup. Romeny ingin selebrasinya menjadi pengingat bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan.
“Ini adalah pesan positif untuk siapa pun yang sedang mengalami masa sulit, baik dalam sepak bola maupun kehidupan,” tambahnya.
- Viral! Kabar Atalia Praratya Gugat Cerai Ridwan Kamil, Sidang Segera Digelar
- Kolesterol Tinggi? Minum Jus Ini!
- Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie Dorong Promosi Cagar Budaya Bandung di Era Digital
- Ridwan Kamil Hadapi Gugatan Cerai, Sidang Perdana Digelar 17 Desember
- Kadar Hemoglobin Rendah Bisa Picu Masalah Kesehatan, Ini Cara Alami Menaikkannya
Gestur ini juga mencerminkan karakter Romeny sebagai pemain. Di lapangan, ia dikenal ngotot, mobile, dan tak mudah menyerah—sifat yang ia bawa dari pengalamannya di NEC Nijmegen, FC Emmen, FC Utrecht, hingga Oxford United.
Selebrasi “Head High” seolah menjadi cerminan pribadinya yang selalu berusaha bangkit, bahkan saat tekanan datang bertubi-tubi.
















