COTA bukan sirkuit asing bagi Marquez. Sejak balapan pertama digelar di sana pada 2013, ia telah meraih tujuh kemenangan dari 11 edisi, menjadikannya “raja” di lintasan sepanjang 5,513 km ini. Tikungan tajam, lintasan lurus panjang, dan karakteristik anti-clockwise COTA sangat cocok dengan gaya balap agresif Marquez.
Meski dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) ia kurang beruntung di Austin hanya finis keenam pada 2022, absen pada 2023, dan gagal finis pada 2024 kembalinya ia dengan motor kompetitif seperti Ducati membuka peluang besar untuk mengulang kejayaan.
Di sisi lain, Francesco Bagnaia, juara dunia dua kali (2022 dan 2023), belum mampu menyaingi Marquez di dua seri awal 2025. Pecco hanya meraih podium tiga kali dengan finis ketiga di Thailand dan Argentina, serta sekali finis keempat, menempatkannya di posisi ketiga klasemen sementara dengan 43 poin terpaut jauh dari Marquez yang mengoleksi 74 poin. Performa Bagnaia sejauh ini menunjukkan ia masih berjuang menemukan ritme terbaik dengan motornya, meski Ducati terus mendukungnya sebagai salah satu pilar tim.
- Kota Bandung Kehilangan 800 Ribu Wisman Akibat Bandara Husein Ditutup
- Syukuran Aqiqah Tetangga, Ratusan Warga di Pasirlangu Garut Alami Keracunan Massal
- Bupati Bandung Kang DS Gelar Retreat Ala Prabowo untuk Para Kepala OPD hingga Camat
- Belasan Pengurus Kadin Kota/Kab se-Jabar Geruduk Kadin Indonesia, Hasilnya Kesepakatan Muprov Kadin Jabar VIII Awal Oktober
- Bandung Bidik MICE, Farhan: Saatnya Pariwisata Punya Identitas Jelas
Namun, Bagnaia bukan tanpa peluang. Pada Sprint Race MotoGP Amerika 2023, ia tampil mengesankan dengan finis terdepan, meski akhirnya gagal menyelesaikan balapan utama karena kecelakaan.
CEO Ducati, Claudio Domenicali, bahkan optimistis bahwa Pecco akan segera bangkit dan memberikan perlawanan sengit, terutama mulai dari seri-seri berikutnya seperti MotoGP Qatar pada April 2025. Di COTA, Bagnaia akan berusaha memanfaatkan pengalamannya untuk memangkas jarak poin dengan Marquez.