TERASJABAR.ID – Pada 31 Mei 2017, Nuno Espirito Santo diperkenalkan sebagai pelatih baru Wolverhampton Wanderers di Molineux.
Dengan penuh keyakinan, ia menutup konferensi perdananya dan janji bahwa klub akan berubah total di bawah metodenya, meski awalnya disambut skeptis setelah lima tahun penuh pergantian manajer dan degradasi ke League One.
Namun, hanya sepuluh bulan kemudian, Nuno menepati janjinya.
Wolves menjuarai Championship dengan meyakinkan dan lolos ke Eropa, bahkan mencapai semifinal Piala FA serta perempat final Liga Europa.
Keberhasilan Nuno tak lepas dari visi dan kemampuannya membentuk tim.
BACA JUGA: Gary Lineker Yakini Viktor Gyokeres Jadi Pembeda dalam Perebutan Gelar Arsenal
Ia mengubah posisi Conor Coady dari gelandang menjadi bek tengah dan kemudian menjadikannya kapten sekaligus pemain tim nasional Inggris. Di Nottingham Forest, ia menunjukkan fleksibilitas taktik, memanfaatkan kecepatan sayap untuk menyerang balik dan membawa tim bersaing di papan atas.
Kini di West Ham, para pendukung dapat berharap pada sosok yang membangun loyalitas dan solidaritas dalam tim.
Nuno dikenal sederhana, penuh empati, dan dermawan, pernah menyumbangkan £250.000 untuk yayasan Wolves usai pandemi.
Meski terkadang temperamental, ia tetap disegani karena ketulusannya dan ketegasannya.
Dengan rekam jejak dan karakter tersebut, pemilik West Ham, David Sullivan, jelas membuat pilihan yang tepat.-***