Suara yang Tak Terdengar :
Sebagai pelaku usaha di sektor jasa periklanan, saya merasakan betul betapa dunia usaha saat ini membutuhkan ruang untuk bicara, bukan hanya ruang untuk dilihat. Kita berhadapan dengan sistem perpajakan yang berat sebelah, regulasi yang berubah cepat tanpa konsultasi, serta akses pembiayaan yang semakin sulit.
Dalam situasi seperti ini,
Kadin seharusnya menjadi suara kolektif kita — penyambung lidah pengusaha kepada pemerintah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya: suara pengusaha kecil tenggelam di tengah hiruk-pikuk politik internal organisasi.
Kita seperti berbicara pada rumah yang tak lagi mau mendengar.
Padahal, di luar sana, ribuan pengusaha muda, pelaku UMKM, dan sektor kreatif menanti ruang pembinaan yang nyata. Mereka butuh bimbingan, jaringan, dan arah. Mereka butuh organisasi yang hadir bukan hanya di baliho dan konferensi pers, tapi hadir di lapangan, dalam bentuk pendampingan dan advokasi.
Kadin dan Cermin Kekuasaan:
Konflik yang melanda Kadin sebenarnya adalah cermin dari penyakit lama bangsa ini — ketika lembaga publik dijadikan alat pencitraan dan perebutan pengaruh. Padahal, dunia usaha tidak butuh politik praktis; yang kita butuhkan adalah politik keberpihakan terhadap pertumbuhan.
Kadin seharusnya menjadi sekolah bagi para pengusaha baru, bukan arena kontestasi kekuasaan bagi para senior.
Kadin seharusnya menjadi inkubator ide-ide bisnis, bukan tempat melahirkan kubu-kubu baru.
Kadin seharusnya menjadi jembatan antara sektor swasta dan pemerintah, bukan tembok yang membatasi keduanya.
Kita butuh Kadin yang berani bicara tentang reformasi kebijakan ekonomi, keadilan fiskal, perlindungan bagi pelaku usaha lokal, dan pembinaan wirausaha muda.
Namun pembicaraan seperti itu kini nyaris hilang — tergantikan oleh wacana siapa yang paling berhak memimpin, siapa yang sah, dan siapa yang diakui.
Kembali ke Rumah yang Seharusnya
Sudah saatnya kita mengembalikan Kadin ke fitrahnya: rumah kolaborasi dan kebersamaan.
Rumah tempat pengusaha kecil dan besar bisa duduk satu meja, berdiskusi tentang masalah bersama dan mencari solusi bersama. Rumah tempat semangat “dari pengusaha untuk pengusaha” benar-benar hidup, bukan hanya jargon.