TERASJABAR.ID – Sepanjang 2025, dinamika Kabinet Merah Putih menjadi salah satu sorotan utama dalam perjalanan awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Tahun pertama kekuasaan ditandai dengan langkah berani berupa serangkaian perombakan kabinet yang dilakukan hingga empat kali.
Reshuffle tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan sekaligus menyesuaikan struktur kabinet dengan agenda pembangunan yang dinilai semakin kompleks.
Dalam kurun waktu satu tahun, Presiden Prabowo tercatat melakukan perombakan pada Februari 2025, dua kali pada September, dan sekali lagi pada Oktober.
Tak sekadar mengganti posisi, perubahan juga mencakup pembentukan kementerian dan lembaga baru, seperti Kementerian Haji dan Umrah serta Komite Percepatan Pembangunan Papua.
Sejak awal dilantik pada Oktober 2024, Kabinet Merah Putih beranggotakan 49 menteri, dengan 23 di antaranya merupakan kementerian baru di era Prabowo–Gibran.
Struktur kabinet yang kian melebar memunculkan istilah “kabinet gemuk” di ruang publik.
Sejumlah pengamat menilai komposisi besar berisiko menimbulkan persoalan efisiensi, konflik internal, hingga persaingan kepentingan antarpejabat.
Kekhawatiran tersebut dinilai dapat mengganggu fokus kabinet dalam merealisasikan janji kesejahteraan rakyat.
Meski begitu, Presiden Prabowo menegaskan tidak ambil pusing dengan label tersebut dan menekankan bahwa ukuran keberhasilan pemerintah terletak pada hasil kerja, bukan jumlah pos jabatan.
Isu lain yang mencuat sepanjang 2025 adalah rangkap jabatan wakil menteri.
Hingga pertengahan tahun, puluhan wamen tercatat menduduki kursi komisaris di BUMN, memicu perdebatan hukum dan etika pemerintahan.
Putusan Mahkamah Konstitusi yang menegaskan larangan rangkap jabatan turut menambah tekanan agar prinsip profesionalisme dan pencegahan konflik kepentingan benar-benar ditegakkan.
Kaleidoskop 2025 pun mencerminkan kabinet yang dinamis, penuh eksperimen, sekaligus sarat tantangan.- ***














