Ketika pertanyaan yang diajukan menyimpang dari agenda utama, risiko gesekan dengan pihak penyelenggara menjadi hal yang tak terelakkan. Di sinilah kepekaan profesional jurnalis diuji. Kebebasan bertanya bukan berarti bebas mengabaikan tata acara. Wartawan dituntut membaca situasi, memahami prioritas isu, dan menempatkan pertanyaan secara tepat, baik dari sisi substansi maupun momentum.
Pertanyaan kritis tetap sah dan penting, tetapi cara penyampaiannya harus memperhatikan konteks. Mengabaikan aturan main dapat menimbulkan kesan mencari sensasi ketimbang mengejar substansi, yang pada akhirnya justru merugikan kredibilitas media itu sendiri. Kebebasan pers seharusnya diiringi disiplin, riset mendalam, dan strategi komunikasi yang matang agar pertanyaan tajam tetap relevan.
Pemerintah memang tidak boleh bersikap represif terhadap media. Ruang dialog harus tetap terbuka sebagai wujud komitmen terhadap demokrasi. Namun, jurnalis pun harus melakukan introspeksi. Mematuhi aturan forum, menghormati agenda, dan menjaga kualitas pertanyaan bukanlah bentuk pembatasan, melainkan bagian dari tanggung jawab profesi.