Tetap saja, SMI (mesti) diganti. Sudah lama di kursi menteri keuangan. Bahkan pada tiga jabatan presiden. Prabowo memilihnya kembali dan bertahan cuma 11 bulan, setelah dikabarkan sudah mohon undur diri.
Sang menteri pengganti, PYS pun mengakui kondisi faktual perekonomian kita. “Pertumbuhan ekonomi agak melambat, tak sulit memperbaikinya,” katanya usai dilantik Menkeu. Unjuk optimisme dan tekad janji.
Tapi pernyataan yang lebih ekspektatif atau langkah berpengharapan, justru tak bunyi — saat sertijab (serah terima jabatan). Sang menteri baru cuma membacakan teks pidato yang disiapkan staf. Datar dan hambar, tak cukup menggambarkan posisi dan peran strategis menkeu — yang notabene bendahara negara.
PYS nyaris tak fokus membaca teks pidato. Entah gugup atau “demam panggung”. Bahkan saat menyapa (urutan) hadirin, menteri fresh from the oven ini yang text book banget. Yang dibaca dan diucapkan, mentah-mentah sesuai yang tertulis.
Di satu lajur anak kalimat sapaan kepada hadirin, PYS menyebut : Anggota dua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Bapak Daniel Lumban Tobing.” Sangat mungkin, tertulis “anggota-2” yang mestinya dibaca sebagai “anggota-anggota”. Bukan “anggota dua”. Atau dimaksudkan dari teks itu adalah “Anggota BPK”, yaitu Daniel tadi.
PYS tampak gugup, meski sebelumnya menjabat Kepala Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Lembaga independen yang menjamin simpanan nasabah di bank dan memelihara stabilitas sistem keuangan.
Begitulah warna mengemuka dari estafet kepemimpinan di Kemenkeu. SMI sudah cukup lama dalam jabatan Menkeu.
“Saya pamit undur diri dan mohon mulai saat ini dihormati ruang privasi kami atau ruang pribadi saya sebagai warga negara biasa,” katanya. Akhirnya pesan menyentuh hati: “Jangan pernah lelah mencintai Indonesia.”