Ia menambahkan, pihak kepolisian akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk menelusuri sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ini.
“Kami imbau masyarakat tetap tenang. Saat ini tim kesehatan fokus pada penanganan korban, sementara aparat Kepolisian akan membantu memastikan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan ini,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban masih berpotensi bertambah seiring laporan dari lapangan.
Sementara itu, Dinkes KBB menyatakan pihaknya tengah membuat secara darurat fasilitas kesehatan–baik pemerintah dan swasta– untuk menampung para korban keracunan.
“Saat ini Dinkes sudah menyulap fasilitas kesehatan pemerintah juga swasta untuk menampung korban-korban yang diduga keracunan makanan,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, KBB, Lia N. Sukandar, saat dihubungi wartawan.
Lia menyebut para korban diketahui merupakan siswa dari SMK Pembangunan Bandung Barat (PBB), Madrasah Tsanawiyah (MTS) Darul Fiqri, hingga SD Negeri Sirnagalih. Untuk penanganan para korban, saat ini yang banyak dibutuhkan yakni ketersediaan oksigen.
“Saat ini paling dibutuhkan, oksigen. Kami Dinkes meng-handle kebutuhan oksigen dari RSUD Cililin. Mudah-mudahan ada tambahan lagi, Insyaallah kami koordinasi dengan RSUD Cikalong Wetan,” jelasnya.
Dengan adanya kondisi ini, Pemkab KBB melalui Dinkes akan menetapkan KLB, di mana korban dari keracunan MBG ini terus bertambah dan ada yang mengalami gejala serius hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit.
“Dari Dinkes baru besok akan menetapkan Kejadian Luar Biasa, setelah data terkumpul, sampel juga, tadi kami mengambil sampel muntahan yang akan dibawa ke laboratorium,” kata Lia.***