Proses Pencarian
Insiden ini segera dilaporkan ke pos SAR terdekat sekitar pukul 06.30 WITA. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Mataram, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD Lombok Timur, relawan lokal, dan pendaki profesional langsung dikerahkan. Pencarian menghadapi tantangan besar akibat medan curam dengan kemiringan hampir 70 derajat, permukaan berbatu dan berpasir yang licin, serta cuaca buruk dengan kabut tebal dan badai.
Pada hari pertama, Sabtu, 21 Juni 2025, tim SAR mendeteksi tanda-tanda keberadaan Juliana melalui teriakan minta tolong dan cahaya senter yang diduga miliknya. Rekaman drone dan video yang beredar menunjukkan Juliana masih hidup, terlihat duduk dan bergerak di kedalaman sekitar 200 meter. Namun, upaya penyelamatan terkendala cuaca, dan tim yang turun hingga 300 meter tidak berhasil menemukannya.
Pada Minggu, 22 Juni 2025, pencarian dilanjutkan, namun kabut tebal dan medan ekstrem membuat tim kesulitan melacak posisi Juliana. Rekaman drone pada Minggu pagi menunjukkan bahwa Juliana sudah tidak berada di lokasi awal, diduga terperosok lebih dalam.