Pemerintah daerah dan otoritas terkait segera menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki ke Level IV (Awas), yang berarti warga dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 kilometer dari puncak kawah. Selain itu, ada peringatan akan potensi bahaya banjir lahar jika hujan deras mengguyur wilayah dengan aliran sungai yang berhulu di gunung ini. Beberapa desa, seperti Dulipali, Padang Pasir, dan Nurabelen, disebutkan sebagai area yang rentan terhadap dampak tersebut.
Video-video yang diunggah oleh warga tidak hanya menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa, tetapi juga menjadi dokumentasi penting mengenai aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Gunung ini dikenal dengan tipe erupsinya yang bervariasi, dari strombolian hingga vulcanian, yang melibatkan ejeksi material pijar dan hujan abu yang luas. Rekaman-rekaman ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana erupsi tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitarnya.
Sejauh ini, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 17 Juni 2025 tetap menjadi perhatian utama, baik dari segi dampak lingkungan maupun respons darurat yang diberikan. Video-video yang beredar di media sosial menjadi bukti nyata akan kekuatan alam yang terus mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana vulkanik.