Ia belajar di perusahaan batubara milik pengusaha Tionghoa di Surabaya, belajar bukan dari seminar motivasi, tapi dari debu tambang dan batuk bronkitis. Lalu pada 2003, ia meledakkan peta ekonomi Tanah Bumbu dengan mendirikan PT Jhonlin Baratama. Kemudian, berkembang menjadi Jhonlin Group.
Jhonlin kini punya segalanya. Ada tambang batubara, perkapalan lewat Jhonlin Marine and Shipping, maskapai udara Jhonlin Air Transport, biodiesel lewat PT Jhonlin Agro Raya. Bahkan, gula dan tebu lewat PT Prima Alam Gemilang.
Ini bukan pengusaha biasa. Ini pengusaha yang ketika lapar, bisa makan nasi hasil dari sawah yang ia buka sendiri dengan 2.000 ekskavator impor dari China. Lahan pertanian di Merauke yang dulu disebut proyek gila, kini panen padi 2,8 ton per hektare. Sementara petani lain menanam doa dan panen PHP, Haji Isam menanam eskavator dan panen swasembada.
Presiden Prabowo Subianto bahkan sampai angkat topi. Padahal, biasanya hanya angkat tangan waktu debat. Tapi Haji Isam tak pernah mengemis pujian. Ia beli pujian langsung dari hasil kerja, dengan nilai investasi miliaran hingga triliunan rupiah.
Ia membangun pabrik biodiesel senilai Rp 2 triliun, dan ketika diresmikan Jokowi, rakyat yang biasanya cuma paham TikTok tiba-tiba belajar tentang B100 dan green energy.