Ia menjelaskan bahwa dalam kondisi kedaruratan, siapa pun dapat langsung membantu masyarakat terdampak bencana. Sementara itu, proses perizinan dapat diurus secara paralel.
“Pengurusan perizinan sekarang sangat mudah, cukup online,” kata Mensos.
Ia juga meminta dukungan para penyelenggara penggalangan dana untuk turut mensosialisasikan regulasi yang berlaku agar tidak terjadi kesalahpahaman di tengah masyarakat.
“Niat kami adalah untuk bekerja sama, bergandengan tangan, saling menguatkan,” tegasnya.
Dalam rapat tersebut, perwakilan Yayasan Metropolitan Peduli melaporkan aktivitas kemanusiaan yang telah dilakukan di wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan sekitarnya, termasuk bantuan layanan pengobatan di Tapanuli Utara. Namun, disampaikan pula adanya kendala dalam pendistribusian bantuan akibat akses darat yang belum memungkinkan.
Menanggapi hal tersebut, Mensos meminta agar koordinasi teknis terus dilakukan, termasuk melalui sinergi bersama BNPB dan instansi terkait lainnya.
“Kita perlu perencanaan bersama untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang telah disampaikan. Silakan terus berkoordinasi, agar bantuan bisa segera sampai ke lokasi,” ujarnya.
Menutup rapat, Mensos menyampaikan apresiasi kepada seluruh lembaga filantropi dan dunia usaha yang telah bekerja di lapangan.
Ia berharap kerja sama tidak hanya berhenti pada masa tanggap darurat, tetapi juga berlanjut pada fase pemulihan sosial dan ekonomi, termasuk melalui program pemberdayaan Kementerian Sosial.
“Mari kerja sama ini kita teruskan. Kita perkuat sinergi, tidak hanya saat darurat, tetapi juga dalam pemulihan kehidupan masyarakat ke depan,” katanya.***


















