Oleh; Dewi Farah (Anggota Satupena Jawa Timur)
Dalam samudra kehidupan yang luas, selalu ada sosok yang menjadi mercusuar, menuntun arah di tengah gelombang zaman. H. Masyudi Kanzilah, adalah salah satu di antara mereka – sebuah lentera yang tak hanya menyinari dirinya, tetapi juga menebar cahaya bagi banyak jiwa. Di bawah kepemimpinannya sebagai Direktur Utama BMT NU Jawa Timur, ia menjelma menjadi penenun harapan, menyulam benang-benang keikhlasan, menjadi kain kesejahteraan ummat.
Langkahnya bukan sekedar jejak di atas tanah, melainkan guratan makna di atas kanvas pengabdian. Dengan hati yang teduh dan visi yang jernih, ia meniti jalan dakwah ekonomi syariah, mengubah angka menjadi makna, dan menjadikan setiap transaksi sebagai ibadah. Dalam genggamannya, BMT NU Jawa Timur bukan sekedar lembaga keuangan, melainkan taman tempat tumbuhnya keadilan, kejujuran dan keberkahan.
H. Masyudi Kanzilah adalah sosok yang menanam dengan sabar dan memanen dengan syukur. Ia memahami bahwa kesejahteraan bukanlah hasil dari keajaiban, melainkan buah dari kerja keras yang disiram dengan do’a. Seperti petani yang menatap langit dengan harap, ia menatap masa depan umat dengan keyakinan bahwa setiap tetes usaha akan berbuah berkah. Di tangannya, ekonomi syariah bukan hanya sekedar konsep, tetapi nafas kehidupan yang menghidupkan semangat gotong royong dan keadilan sosial.
Dalam setiap langkahnya, terselip filosofi sederhana namun dalam: bahwa keberhasilan sejati bukan diukur dari seberapa tinggi seseorang berdiri, melainkan seberapa banyak ia mampu mengangkat orang lain untuk berdiri bersamanya. Ia menebar inspirasi seperti hujan yang menyejukkan bumi gersang, menghidupkan asa di hati mereka yang hampir padam oleh kerasnya kehidupan.
Kepemimpinannya adalah simfoni antara akal dan nurani. Ia tidak hanya memimpin dengan strategi, tetapi juga dengan cinta. Setiap keputusan yang diambilnya berakar dari nilai-nilai Islam yang luhur – kejujuran, amanah dan keadilan. Dalam dirinya kepemimpinan bukanlah tahta, melainkan ladang pengabdian. Ia berjalan bukan untuk disanjung, tetapi untuk memberi arti.
Kini, di bawah sinar perjuangannya, BMT NU Jawa Timur menjadi pohon rindang yang menaungi banyak kehidupan. Dari akar yang kuat hingga daun yang hijau, semuanya berdenyut dalam irama keberkahan. Dan dibalik semua itu, ada tangan yang tak lelah menyulam cahaya – tangan seorang H. Masyudi Kanzilah, S.Ag, yang menjadikan hidupnya sebagai persembahan bagi umat dan Tuhannya.
Ia adalah bukti, bahwa cahaya tidak akan pernah padam selama ada hati yang tulus menyalakannya. Dari setiap langkahnya, terpancar pesan abadi: bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang memberi makna bagi sesama. Dalam sulaman cahaya yang ia rajut, tersimpan kisah tentang ketulusan, perjuangan, dan keberkahan yang tak lekang oleh waktu. (Madura, 2025)
















