Dengan latar budaya Jawa yang kaya, film ini mengeksplorasi dilema moral Ratri antara cinta, dendam, dan tugas sebagai gowok. Versi uncut 21+ menyajikan adegan-adegan eksplisit yang memperdalam dinamika emosional dan sensual, menyoroti kompleksitas tradisi gowokan yang dianggap tabu dan dilarang pasca-1965 karena dianggap prostitusi terselubung. Akankah Ratri berhasil membalas dendamnya, atau justru menemukan makna baru dalam hidupnya?
Mengapa Versi Uncut 21+ Spesial?
Versi uncut 21+ adalah visi orisinal Hanung Bramantyo, yang pertama kali ditayangkan di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025. Berbeda dengan versi cut 17+, versi ini menawarkan:
- Durasi Lebih Panjang: Durasi 2 jam 12 menit dengan adegan yang tidak dipotong, memberikan narasi yang lebih utuh.
- Adegan Eksplisit: Penggambaran sensualitas dan seksualitas yang lebih mendalam, sesuai dengan tema pendidikan seksual dalam tradisi gowokan.
- Kedalaman Karakter: Fokus pada konflik batin Ratri, Nyai Santi, dan Kamanjaya, dengan dialog dan sinematografi yang autentik.
Film ini bukan sekadar drama sensual, tetapi juga kritik sosial terhadap patriarki, seksualitas perempuan, dan nilai-nilai tradisional yang kompleks, mengundang penonton untuk berdiskusi.
Pemeran dan Produksi
Film ini diperkuat oleh akting memukau dari:
- Raihaanun sebagai Ratri dewasa
- Reza Rahadian sebagai Kamanjaya dewasa
- Lola Amaria sebagai Nyai Santi
- Alika Jantinia sebagai Ratri muda
- Devano Danendra sebagai Kamanjaya muda
- Ali Fikry sebagai Bagas
- Serta bintang lain seperti Slamet Rahardjo, Djenar Maesa Ayu, Donny Damara, dan Nayla D. Purnama.
Diproduksi oleh MVP Pictures dan Dapur Films bersama produser Raam Punjabi, Gowok ditulis oleh Hanung bersama Aci, dengan sinematografi yang menangkap keindahan Jawa era 1960-an. Versi uncut hanya tayang di bioskop setelah jam malam sesuai regulasi LSF untuk rating 21+.