Sementara, kata Iwan, bocah laki-laki umur 4 tahun anak tukang baso sama terjatuh ke drainase tapi tak mengalami luka.
“Bocah laki-laki yang terjatuh sempat ditengok Cecep Suhendar, anggota DPRD Kabupaten Bandung ke lokasi kejadian,” ungkap Iwan.
Dikatakan Iwan, kondisi jembatan darurat dengan kayu dinilai berbahaya. Selain riskan patah karena tak kuat menanggung beban, juga khawatir licin jika hujan. “Berharap saja tak ada korban lain,” harap Iwan.
Proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya Kampung Rancabatok, Desa Rancaekekwetan tersebut dilakukan pembongkaran sejak awal Maret 2025 lalu. Namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti dan mangkrak bahkan terbengkalai.
Dampak jembatan di atas drainase menuju kios, toko, rumah dan jalan telah dibongkar, agar aktivitas warga tak terganggu akibat akses yang rusak, warga pun terpaksa membuat jembatan darurat dari kayu.
“Saat pembongkaran jembatan katanya sebelum Idulfitri lalu normalisasi drainase tuntas. Eh lewat Iduladha proyek terbengkalai. Warga menilai proyek ini ujug-ujug tanpa sosialisasi,” tutur sejumlah warga.
Diketahui, dari puluhan warga di Kampung Rancabatok RW 09 dan 22 yang terkena dampak proyek normalisasi mangkrak ini, 40 pengusaha (pedagang) dan 15 warga yang jembatannya telah dibongkar.***
Editor: van