Uang Rp 70.000 ribu tersebut, hitungannnya, kata dia dari Soreang ke Cileunyi masuk Tol Soroja, Tol Padaleunyi. Begitu mau buang sampah ke TPAS Sarimukti menggunankan Tol Padaleunyi hingga GT Padalarang.
“Pulangnya dari TPAS Sarimamukti masuk GT Padalarang (Padaleunyi) dan ke Tol Soroja menuju garasi DLH Kabupaten Bandung di Citaliktik, Soreang,” tuturnya.
“Tadi saat para para sopir mogok jalan sempat ada perbincangan. Karena Kadis LH baru, termasuk Kabidnya baru juga belum ada putusan. Ya para sopir berharap operasional E-tol yang dikeluarkan segera diganti,” tutupnya.
Diberitakan, gegara operasional E-tol belum juga cair, ratusan sopir truk pengangkut sampah di Kabupaten Bandung mogok jalan.
Aksi mogok jalan ratusan sopir truk sampah dari DLH Kabupaten Bandung, alias tak menarik dan membuang sampah ke TPAS Sarimukti KBB ini sebagai bentuk protres operaasional E-tol selama tiga bulan belum cair.
Sejumlah pengemudi truk ketika dikonfirmasi membenarkan aksi mogok jalan ratusan sopir truk sampah tersebut.
“Betul, hari ini kami pengemudi truk sampah sepapat menghentikan kegiatan sebagai bentuk protes operasional E-tol belum cair, kata sejumlah sopir, Senin (28/7/2025).
Menurut mereka, selama tiga bulan terakhir, para sopir terpaksa menanggung sendiri biaya operasional E-tol agar tetap dapat bekerja. Mereka pun mengungkapkan kekecewaannya dan berharap agar biaya yang telah dikeluarkan dapat segera diganti.
Sementara itu, Kepala UPTD Kebersihan Bandung Timur, DLH Kabupaten Bandun, Rana Sutrisna mengatakan, para sopir bukan mogok, melainkan menghentikan sementara pekerjaan hingga ada kejelasan terkait anggaran E-tol.
Menurut Rana, keterlambatan pencairan anggaran sangat memberatkan para sopir dan meminta agar anggaran operasional E-Tol tidak direfocusing.
Ia pun menyatakan akan melaporkan hal ini kepada pejabat terkait, mengingat Kabid dan Kadis LH perlu melakukan sosialisasi lebih lanjut.****