Menurut Yuliani yang dosen perguruan tinggi negeri di Bandung ini, sejumlah faktor yang ditemui di lapangan paradoks Whoosh ini, selain insfrastruktur jalan dari Stasiun Tegalluar buruk, juga macet di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi.
“Ini fakta, bagitu keluar Stasiun Tegalluar hingga Stasiun Cimekar yang stasiunnya megah dan representatif, namun ironis dengan kondisi jalannya dihiasi lubang sehingga pengemudi harus ekstra hati-hati,” ungkap Yuliana.
Begitu lepas Stasiun Cimekar Desa Cibiruhilir mau ke Jalan Raya Cinunuk, kata Yuliana, eh terjebak macet Bundaran Cibiru-Cileunyi.

“Jadi, karena insfrastruktur jalan di sekitar Stasiun Tegalluar buruk ditambah terjebak macet, Tegalluar-Rancaekek makan waktu 1,5 jam. Padahal dari Halim ke Tegalluar hanya 40 menit,” tuturnya.
Yuliani yang beberapa kali naik Whoosh mengakui kondisi ini ternyata dibiarkan makin parah. “Jalan dari Stasiun Tegalluar ke Stasiun Cimekar selain amburadul, juga tak ada lampu penerangan jalan umum (PJU). Apakah akan dibiarkan seperti ini,”ujarnya.