TERASJABAR.ID – Pemerintah Kota Bandung memprioritaskan perbaikan infrastruktur di kawasan pemukiman sebagai upaya menyelesaikan persoalan yang langsung dirasakan warga.
“Perbaikan Infrastruktur, diprioritaskan di kawasan pemukiman bukan jalan protokol, karena masalah utama ada di pemukiman. Kalau kita bisa beresin pemukiman beserta dengan pemberdayaan masyarakat, insyaallah protokol akan bersih dengan sendirinya,” ujar Wali Kota Bandung Muhammad Farhan saat kegiatan Siskamling Siaga Bencana Edisi ke-37 di Kelurahan Turangga, Senin (17/11/ 2025).
Menùrut Farhan , akar berbagai persoalan berada di wilayah pemukiman, sehingga langkah perbaikan harus berangkat dari pemukiman.
Saat meninjau sejumlah RW di Kelurahan Turangga, Farhan menjelaskan bahwa beberapa titik dinilai perlu mendapatkan penanganan segera, khususnya terkait limpasan air dan kondisi saluran.
“Kelurahan Turangga sedang memperbaiki beberapa titik layanan infrastruktur yang bermasalah, khususnya tempat limpasan air kalau hujan besar di RW 3. Termasuk PJU dan perbaikan jalan di permukiman,” ujar Farhan.
Pemkot juga akan menertibkan saluran air kotor (brangang) yang tidak berfungsi karena tertutup bangunan.
“Kita mau ngecek langsung bangunannya. Kalau memang melanggar, langsung kita tindak,” tegas Farhan.
Ia menambahkan bahwa rencana pembuatan sodetan untuk mengurangi beban banjir juga tengah dikaji.
“Rata-rata perbaikan infrastruktur mulai dari pembuatan rencana sodetan untuk mengurangi beban banjir plus pemeliharaan pohon dan PJU,” ucapnya.
Dalam arahannya, Farhan menekankan bahwa pemetaan kerawanan bencana dilakukan untuk mengetahui kondisi ketangguhan masyarakat.
“Dari kerawanan bencana kita akan mengetahui kemampuan atau resilience masyarakat dalam menghadapi bencana,” katanya.
Kerawanan yang ditemukan meliputi limpasan air, kebakaran, curanmor, jambret, serta pohon tumbang. Seluruhnya menjadi dasar penanganan lintas dinas yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Farhan mengingatkan pentingnya mempercepat respon terhadap pohon rawan tumbang karena risikonya tinggi. Ia menuturkan bahwa faktor usia pohon bukan satu-satunya penyebab.
“Saya khawatirnya akarnya sudah tidak cukup kuat. Coba tolong diselidiki penyebabnya,” kata Farhan, mengingatkan pada OPD terkait.
Ia juga meminta lurah dan camat mengambil langkah bila ada kondisi darurat.
“Kalau memang perlu dipotong saat itu juga, potong. Tapi yang wajib koordinasi adalah camat dan lurah supaya saling mengerti,” ujarnya.
Farhan menjelaskan bahwa Siskamling Siaga Bencana dilakukan keliling ke 151 kelurahan untuk memotret persoalan nyata warga.
“Kita belum selesai satu putaran. Kurang lebih sekitar 30 minggu baru selesai. Dari situ kita tahu permasalahan di setiap kelurahan,” jelasnya.
Dari kunjungan yang berjalan, beberapa masalah yang berulang muncul seperti PJU, saluran air kotor, dan perbaikan infrastruktur permukiman lainnya.
Ia juga meminta warga melaporkan masalah infrastruktur dan potensi bahaya ke lurah atau camat agar dapat segera ditindaklanjuti bersama dinas terkait.
“Ini untuk membangkitkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
















