Salah satu eksperimen yang tengah berjalan adalah pembangunan trotoar dari aspal di kawasan Jalan Belitung, Jalan Sumatera, Jalan Aceh, dan Jalan Kalimantan.
“Saat ini percobaan trotoar ramah disabilitas sepanjang 800 meter sedang berlangsung. Sudah selesai 200 meter, mudah-mudahan minggu depan rampung. Tujuannya tentu agar semua warga bisa merasa aman dan nyaman saat beraktivitas,” jelasnya.
Dari sisi pendidikan, Farhan mengakui, meskipun secara kebijakan semua sekolah negeri wajib menjadi sekolah inklusif, tantangan di lapangan masih besar.
“Kami kekurangan tenaga pendidik yang mampu menangani anak-anak berkebutuhan khusus, baik secara fisik maupun mental. Kami bekerja sama dengan UPI untuk menyiapkan guru-guru tersebut,” katanya.
Menurut Farhan, nantinya hanya beberapa sekolah yang akan difokuskan menjadi sekolah inklusif. Pemkot Bandung juga akan melibatkan sekolah swasta yang memiliki kapasitas lebih dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif.