Menhub juga menyampaikan, di masa libur Nataru 2025/2026 kereta api memegang peran strategis sebagai tulang punggung mobilitas nasional.
Setiap gangguan layanan kereta api berpotensi menimbulkan efek berantai terhadap lalu lintas jalan, bandara, pelabuhan, serta aktivitas ekonomi masyarakat.
Apalagi saat ini sejumlah wilayah dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir, longsor, hingga gangguan prasarana perkeretaapian.
“Tanggung jawab yang diemban pada masa Nataru bukanlah tanggung jawab biasa, melainkan tanggung jawab publik dalam skala nasional. Oleh sebab itu, kesiapan operasional pada masa Nataru ini harus berada pada level tertinggi,” ujar Menhub.
Secara khusus, Menhub meminta PT KAI bersama Ditjen Perkeretaapian Kemenhub agar memberikan perhatian serius terhadap pengamanan dan penataan jalur perlintasan sebidang, baik yang resmi maupun yang masih digunakan masyarakat secara faktual.
Menurutnya, semua itu harus berada dalam pengawasan dan pengendalian yang memadai melalui penguatan sistem pengamanan, penegakan ketertiban, pemasangan rambu dan perlengkapan keselamatan, serta edukasi berkelanjutan kepada masyarakat sekitar.
“Saya ingatkan kembali bahwa keselamatan adalah prioritas utama yang tidak dapat ditawar. Patuhi setiap prosedur, tingkatkan kewaspadaan, dan bangun budaya saling mengingatkan di setiap lini kerja. Mari kita ciptakan angkutan Nataru yang andal, selamat, dan berkelas melalui kerja profesional dan tanggung jawab bersama,” tuturnya.
Sebagai informasi berdasarkan survei potensi pergerakan masyarakat yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, pergerakan masyarakat pada masa Nataru 2025/2026 diperkirakan mencapai 119,5 juta orang. Sebesar 3,29 persen atau sekitar 3,94 juta orang diprediksi menggunakan kereta api jarak jauh pada periode tersebut.
Stasiun Pasar Senen menempati peringkat pertama sebagai stasiun asal terpadat dengan prediksi jumlah penumpang sebesar 19,35 persen atau sekitar 1,21 juta penumpang.
Adapun Stasiun Yogyakarta menempati peringkat pertama sebagai stasiun tujuan terpadat dengan prediksi jumlah penumpang sebesar 12,90 persen atau sekitar 805 ribu penumpang.***

















