“Mari jadikan Creative Cities Connect 2025 sebagai ruang bagi daerah untuk terkoneksi, belajar, dan tumbuh bersama. Kreativitas adalah fondasi pembangunan daerah sekaligus jalan menuju kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Ekraf untuk menghadirkan ruang pertemuan nasional bagi seluruh daerah yang telah memetakan potensi subsektor ekonomi kreatifnya melalui PMK3I.
Pertemuan ini sekaligus menjadi wadah belajar bersama dari praktik terbaik daerah yang telah terkurasi sebagai Kabupaten/Kota Kreatif dan dari tujuh kota Indonesia yang telah bergabung dalam jejaring kota kreatif UNESCO.
Setelah membuka acara, Menteri Ekraf meninjau booth kabupaten dan kota kreatif, mulai dari Kota Ambon, Kota Bandung, Kota Pekalongan, Kota Surakarta, Kota Jakarta, Kabupaten Ponorogo, hingga Kota Malang.
Menteri Ekraf memberikan apresiasi langsung kepada pelaku kreatif, berdialog dengan komunitas lokal, serta menyaksikan demo produk dan satu pertunjukan seni. Kunjungan ini menjadi momen penting untuk memperkuat jejaring dan kolaborasi antar daerah kreatif di Indonesia.
Menteri Ekraf menambahkan bahwa penguatan KaTa Kreatif dan jejaring daerah sejalan dengan Asta Ekraf, delapan klaster program strategis Kementerian Ekraf yang mencakup penguatan data ekraf nasional, pengembangan platform pemetaan potensi melalui Ekraf Hub, penataan kebijakan dan regulasi daerah, peningkatan kapasitas talenta, penguatan infrastruktur kreatif, serta fasilitasi sertifikasi dan komersialisasi kekayaan intelektual.
Forum ini juga menyoroti peran tujuh kota Indonesia yang telah tergabung dalam UNESCO Creative Cities Network sebagai model praktik baik yang dapat direplikasi secara nasional.
Creative Cities Connect 2025 menghadirkan lokakarya bagi pelaku ekraf daerah serta satu seni pertunjukan. Pelaku ekraf dan perwakilan daerah mempresentasikan inovasi, produk unggulan, serta inisiatif pengembangan kreatif di wilayah masing-masing.
Kegiatan ini diharapkan memperkuat jejaring KaTa Kreatif yang produktif, mendorong kolaborasi hexahelix yang semakin erat, serta melahirkan rekomendasi kebijakan strategis bagi ekosistem kreatif yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.***















