“Kami percaya Bapak-Ibu mampu untuk mengelola Koperasi Desa Merah Putih yang pada akhirnya nanti akan menjadi seperti yang dicita-citakan oleh Bapak Presiden Prabowo,” ujarnya.
Ia juga menyoroti fenomena migrasi tenaga kerja desa ke kota yang kerap menimbulkan ironi.
Menurutnya, koperasi desa harus menjadi solusi agar masyarakat tidak perlu berebut lapangan kerja di perkotaan.
Oleh karena itu diharapkan melalui program magang ini dapat menjadi batu lompatan bagi pengurus/pengelola koperasi agar lebih inovatif dalam mengembangkan usaha Kopdesnya sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di desa.
Wamenkop menambahkan bahwa pengembangan koperasi tidak berhenti pada pelatihan seperti yang dilakukan dalam program magang tersebut, melainkan harus terus bermitra, menghimpun pembiayaan, dan memperluas jejaring. Melalui cara tersebut, ia meyakini bahwa pengembangan usaha Kopdes/Kel Merah Putih akan jauh lebih mudah.
Ia berharap pengalaman magang yang dilakukan di Kopontren Al-Ittifaq tersebut dapat menginspirasi pengurus Kopdes/Kel Merah Putih lainnya yang belum sempat mengikuti program serupa.
“Kita berharap dari program magang ini apa yang didapatkan bisa berbagi ilmu dengan teman-teman yang belum bisa magang,” ujarnya.
Wamenkop meminta peserta magang untuk segera mengirimkan data lahan desa yang siap dibangun aset fisik seperti gudang, gerai dan sarana pendukung lainnya. Pasalnya hingga saat ini masih banyak Kopdes/Kel Merah Putih yang belum mengirimkan data tanah untuk dilakukan inventarisasi lahan untuk dibangun aset fisik.












