“Proyek normalisasi drainase yang mangkrak panjangnya sekitar 400 meter di wilayah RW 09 dan 22 Desa Rancaekekwetan. Sekitar 40 warga yang mengais rezeki di lokasi proyek menjerit dan berteriak karena jembatan di atas drainase menuju kios dan toko dibongkar,” kata Iwan ketika ditemui di bengkel motor yang dikelonya.
Iwan yang juga Sekretaris RW 09 ini, mengaku tak habis pikir persoalan ini belum juga ditindaklanjuti, alias belum ada respon padahal sudah dilaporkan ke aparat dan dinas terkait. Bahkan, kata Iwan, proyek mangkrak ini sempat viral.
“Lucunya, proyek mangkrak ini hanya sebatas pembongkaran jembatan tanpa pengerukan selokan (drainase) yang saat ini ditinggalkan begitu saja,” keluh Iwan didampingi bendahara RW 09, Dadang dan Ketua RT 07 RW 09, Dedi.
Hal senada dilontarkan Didin Sahidin, Kadus 4, Desa Rancaekekwetan yang membawahi RW 09 dan 22. “Betul mangkraknya proyek drainase puluhan warga menjerit,” turur Didin.
Proyek normalisasi drainase, kata Didin dikerjakan DPUTR Kabupaten Bandung sejak Maret 2025 lalu dan dinilai mangkrak karena hanya sebatas pembongkaran jembatan.