TPA LEGOK NANGKA
Dalam kesempatan tersebut, Syarief sempat melontarkan soal tempat pembuangan sampah akhir TPA Sarimukti yang sudah overload. Dalam dialog dengan gubernur, menurut Syarief, Dedi Mulyadi menjanjikan untuk mengangkut sampah seluruhnya, tetapi staf Dedi dari Dinas Lingkungan hidup awalnya tidak sanggup karena khawatir TPA Sarimukti ambruk.” Awalnya hanya sebagian sampah yang akan diangkut, tetapi belakangan dari dinas menyatakan seluruhnya sesuai dengan perintah gubernur. Alhamdulillah,” ujar Syarief.
Syarief mengimbau agar TPA Legok Nangka segara dioperasionalkan agar bisa mengurangi beban TPA Sarimukti. “Kami sudah berupaya untuk membuang sampah yang menumpuk di pasar Caringin ke tempat lain di luar TPA Sarimukti tetapi selalu mendapat penolakan masyarakat sekitar (sosial). Oleh karena itu, ke depan saya berpendapat untuk penyediaan infrastruktur sampah harus disiapkan oleh pemerintah, tidak bisa diserahkan kepada masyakarat/individu atau diluar lembaga pemerintah,” ujar Syarief.
Sementara itu, salah seorang tokoh pengusaha Jawa Barat Agung Suryamal mengapresiasi kerja gubernur yang gercep (Gerakan cepat}. Sebagai seorang pemimpin lanjut Agung, Dedi Mulyadi tidak mengenal ABS (Asal Bapak Senang), tetapi dia langsung terjun ke lapangan berdialog dengan masyarakat.
Dengan terjunya Dedi ke Pasar Gedebage, Pasar Caringin menunjukkan keseriusan dia mengatasi masalah yang terjadi di pasar pasar induk yang ada di Kota Bandung. Pasar adalah salah satu penopang perekenomian sejatinya harus mendapat perhatian serius dan Dedi Mulyadi sangat memahami hal itu. “Saya mengapresiasi gubernur sekarang ini. Cepat, tanggap dan tuntas kerjanya,” ujar Agung.
Menurut catatan, Pasar Induk Caringin merupakan pasar induk yang menopang sekitar ratusan pasar se Jawa Barat. Caringin juga menampung pasokan dari para pensuplai sayuran, ternak dsb dari sekitar 12 provinsi di Indonesia. ***