TERASJABAR – Kotoran hewan (kohe) selama ini menjadi masalah utama di wilayah-wilayah sentra sapi seperti Desa Cisantana dan Desa Cipari Kecamatan Cigugur serta Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan. Bahkan selama puluhan tahun warga sekitar sentra-sentra sapi tersebut terdampak limbah kohe.
Untuk mengantisifasi masalah limbah tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan mengambil langkah strategis terkait persoalan lingkungan akibat limbah kohe sapi.
Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar, saat meninjau langsung operasional Pabrik Pengolahan Kohe di Desa Cihideunghilir, Kecamatan Cidahu, Sabtu 14 Juni 2025 mengatakan, bahwa Pabrik pengolahan kohe akan mengolah kohe menjadi pupuk organik dengan produksi awal sekitar 20 hingga 30 ton pupuk. Selanjutnya pihak pabrik mentargetkan 50 ton pupuk.
Pabrik pengolahan Kohe ini dikelola oleh PT. Berkah Lumintu Sejati, yang telah ditunjuk oleh Pupuk Indonesia Persero Group untuk memproduksi pupuk organik bersubsidi jenis Petroganik yang akan disalurkan kepada para petani di seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah, kerjasama ini akan menjadi langkah solutif. Ini merupakan upaya mengolah limbah menjadi produk bernilai tambah berupa pupuk organik,” ujar Bupati.