Hal senada dilontarkan Didin Sahidin, Kadus 4, Desa Rancaekekwetan yang membawahi RW 09 dan 22. “Betul mangkraknya proyek drainase puluhan warga menjerit,” turur Didin.
Proyek normalisasi drainase, kata Didin dikerjakan DPUTR Kabupaten Bandung sejak Maret 2025 lalu dan dinilai mangkrak karena hanya sebatas pembongkaran jembatan.
“Proyek normalisasi drainase yang katanya akan selesai sebelum Idulfitri 2025 lalu hingga kini masih mangkrak,” tutur Didin.
Didin pun mengaku terkait proyek normalisasi drainase yang mangkrak tanpa sosialisasi ini, keadaannya sudah tak kondusif.
“Karena sudah tak kondusif, saya pun mengundurkan diri sebagai Kadus 4. Namun saya masih berusaha memfasiliasi dan memperjuangkan puluhan warga terdampak agar proyek normalisasi yang mangkrak yang kini menjerit, proyeknya segera dilanjut,” tutup Didin.
Sementara itu, Camat Rancaekek, Diar Hadi Gusnidar, Kades Rancaekekwetan, Tata Darta dan anggota DPRD Kabupaten Bandung, asal Rancaekek, Cecep Suhendar belum memberikan tanggapan.
Ketiganya saat dikonfirmasi terkait persoalan tersebut via telepon, meski HP nya aktif tak diangkat.***
Editor: van