Oleh: Djodjo Sutardjo (Wartawan Senior Terasjjabar id.)
Sebagai wartawan yg aktif sejak tahun 80 an, saya melihat perjalanan pendidikan di Bumi Pertiwi ini nyaris dari tahun ke tahun nampak terus mengabaikan ajaran Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan yang ajaran ajaran hingga kini belum tergantikan.
Padahal menurut ki Hajar Dewantara, pendidikan itu bukan hanya sekadar pengukur maju mundurnya suatu bangsa, tetapi menurutnya, pendidikan itu adalah Tiangnya Bangsa.
Tahun 80 an saya ingat betul ditugasi oleh KNPI untuk ikut pelatihan kepemimpinan pemuda di Bandung. Saat itu kepala Kantor Sospol, Jawa Barat, Bang Yosu Soekardi termasuk pemberi materi.
Saya mengkritisi tentang Tri Logi Pembangunan yang intinya , logi pendifikan ditempatkan di logi ketiga alias buncit. Sementara logi pertama adalah Pertahanan Nasional, yang berarti anggaran TNI di APBN paling tinggi. Yang kedua Pertahan Ekonomi. Menurut Yosu Soekardi, saat itu, 45 tahun lalu, Yosu bernarasasi lewat lapernya, bahwa dengan adanya pertahanan yang kuat, berarti pertahanan ekonomi akan kuat dan dengan
sendirinya pertahanan pendudikan akan kuat
Tapi saat itu sempat mengatakan, hanya dengan pendidijan yang kuatlah Indonesia, bisa maju. Contoh, negara tetangga Malaysia tahun itu sedang gencarnya metekrut Guru Indonesia utk mengajar di Malayasia. Kenapa? Para pembawa, pasti tahu. Artinya pula, bahwa Jauh jauh berkeyakinan hanya dengan pendifikan negara cepat maju. Bahkan ada cerita seorang jenderal perang, pasca Hiroshima n Nagasaki di bom atom, bukanya menanyakan sisa prajurit yang masih hidup tapi apakah masih ada guru guru yang hidup?