TERASJABAR.ID – Penulisan ulang sejarah nasional yang saat ini digarap Kementerian Kebudayaan telah menimbulkan polemik luas di tengah masyarakat.
Bahkan memunculkan gelombang keberatan dari para sejarawan dan masyarakat sipil. Isu ini mencuat pascapernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang pemerkosaan massal tahun 1998.
Ketua Prodi Ilmu Sejarah FIB Universitas Padjadjaran, Dr. Miftahul Falah mengatakan, sejarah itu perdebatan antar-generasi dengan masa lampau. Sejarah bisa ditulis oleh siapapun, tapi tidak semua sejarawan merupakan ahli sejarah.
“Yang penting landasannya adalah fakta. Sejarah yang benar adalah rekonstruksi yang dibangun oleh interpretasi berdasarkan fakta yang diperoleh dari sumber yang otentik dan kredibel, bukan berdasarkan keyakinan atau warisan turun temurun,” katanya.
Miftah menyoroti polemik ini dari dimensi kesejarahan, dan Unpad siap mengkritisi jika penulisan ulang sejarah menyimpang dari fakta. “Sejarawan Unpad siap kritisi jika kebenaran sejarah dikalahkan kepentingan politik!,” ujarnya bersemangat.