Bung Raditya menulis dua kadin satu Jabar, dua dapur satu wadah. Kadin versi muprov Bogor dan Kadin versi Bandung.
Dua duanya sama sama dihasilkan secara aklamasi. Bogor menghasilkan Almer Faiq Rusidy dan Bandung Haji Nizar Sungkar. Dua duanya merasa sah sebagai ketua hasil dari muprov Kadin VIII yang sempat tertunda beberapa kali.
Ibarat bermain sepak bola, keduanya memainkan strategi berbeda, Bogor menggunakan gaya Inggris di mana bermain harus menyerang dan menyerang. Bola dilambungkan dari tengah ke gawang langsung.
Sementara Bandung menggunakan gaya Brazil di mana bola tidak langsung diarahkan ke gawang tetapi dioper dulu dari pemain satu ke pemain lain. Orang menyebut sebagai sepakbola indah.
Antara muprov Bandung dan Bogor jika diibaratkan main sepakbola hasilnya draw, alias seri bisa juga disebut tidak ada yang menang atau yang kalah.