TERASJABAR.ID – Stefano Pioli menilai Fiorentina tidak pantas menelan kekalahan dari Milan, apalagi setelah penalti kontroversial yang menurutnya justru mendorong para pemain untuk terus “berlatih simulasi” karena tahu hal itu bisa menghasilkan keuntungan di lapangan.
Pertandingan itu menjadi momen emosional bagi Pioli, –laga ke-500-nya di Serie A– sehari menjelang ulang tahunnya ke-60, serta kali pertama ia kembali ke San Siro dan menerima sambutan hangat dari para penggemar lamanya.
Namun, malam yang seharusnya spesial itu berakhir pahit.
Robin Gosens sempat membawa Viola unggul, tapi dua gol dari Rafael Leao, –satu dari tembakan jarak jauh dan satu lewat penalti yang diperdebatkan– membuat Milan menang 2-1.
Pioli tampak kesal setelah laga, sempat adu argumen dengan wasit Livio Marinelli mengenai keputusan VAR atas insiden antara Fabiano Parisi dan Santiago Gimenez.
BACA JUGA: Rafael Leao Cetak Dua Gol, Milan Kembali ke Puncak Serie A
“Inilah yang membuat saya kecewa. Fiorentina telah berinvestasi besar dan menaruh kepercayaan penuh pada saya, tapi hasil belum berpihak. Kami harus bekerja lebih keras,” ujarnya, seperti ditulis Football Italia pada Minggu, 19 Oktober 2025.
Ia juga mengkritik sistem VAR yang dinilainya membuat pemain cenderung mencari pelanggaran.
“Jika seperti ini terus, pemain akan lebih sering bersimulasi, menutup wajah, karena tahu akan mendapatkan hadiah, entah penalti atau tendangan bebas. Wasit bilang VAR hanya ikut campur jika ada kesalahan jelas dan nyata, tapi apakah itu benar-benar kesalahan besar?” katanya.
Fiorentina kini masih belum meraih kemenangan di Serie A dan hanya mengumpulkan tiga poin dari tujuh laga.
Meski begitu, direktur klub Daniele Pradè tetap memberikan dukungan penuh, menyebut Pioli sebagai satu-satunya sosok yang bisa membawa tim keluar dari situasi sulit.
Soal strategi, Pioli menjelaskan keputusannya memperkuat lini tengah demi meredam Milan, meskipun hal itu membuat Moise Kean terisolasi di depan.
“Moise sempat merasakan sakit di pergelangan kakinya, jadi saya masukkan Piccoli untuk memberi energi baru. Kami juga menambah kreativitas lewat Nicolussi Caviglia dan Fagioli. Kami tampil cukup baik, tapi kebobolan ketika bermain dengan 10 orang dan kemudian penalti itu datang,” ujarnya.
Ketika ditanya oleh mantan striker Fiorentina, Luca Toni, mengapa timnya sulit bereaksi setelah tertinggal, Pioli tampak tersinggung.
“Apakah Anda menonton pertandingannya atau hanya melihat hasilnya? Milan hanya punya satu tembakan ke gawang. Kami melawan tim pemuncak klasemen dan tampil bagus. Saya tahu kami di dasar klasemen dan saya bertanggung jawab, tapi bukan berarti kami buruk hanya karena kalah,” tegasnya.
Pioli juga menyinggung insiden Ranieri yang harus menjalani perawatan karena mimisan tepat sebelum gol penyama kedudukan Milan.
“Saya pikir dia sudah siap bermain lagi, tapi entah mengapa belum diizinkan masuk. Ini hanya salah satu contoh bagaimana segalanya berjalan tidak sesuai harapan kami,” pungkasnya.-***